Friday, October 27, 2023

Membangun UMKM Melalui Kolaborasi: Pelatihan Pemasaran Produk Wedang Uwuh dan Olahan Talas

Tepus, 25 Oktober 2023 - Kolaborasi yang membumi dan berdaya adalah kunci sukses bagi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pada hari Rabu, tanggal 25 Oktober 2023, sebuah acara pelatihan pemasaran produk UMKM yang meriah diinisiasi oleh KKN Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA bersama Desa Wisata Tepus (Dewi Kampus) berhasil menyatukan pemateri berpengalaman dan sekitar 30 peserta yang bersemangat.

Hary Hermawan, membagikan wawasan berharga kepada para peserta, yang sebagian besar merupakan pengusaha UMKM yang sedang berkembang.

Foto Bersama Peserta Pelatihan dan Mahasiswa KKN STP AMPTA

Balai Dusun Pacungan, Kalurahan Tepus, Kapanewon Tepus, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi saksi dari pertemuan yang menginspirasi ini. Peserta, yang mayoritas adalah pemilik UMKM lokal yang bergerak di bidang Wedang Uwuh dan Olahan Talas, hadir dengan antusiasme yang luar biasa. Mereka datang dengan harapan mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang pemasaran produk mereka untuk mendukung perkembangan bisnis mereka.

Acara dimulai dengan sambutan hangat dari kepala Desa Wisata Tepus, yang merasa senang dengan kolaborasi ini. Ia berharap agar kegiatan semacam ini dapat membantu UMKM lokal untuk tumbuh dan berkembang lebih baik.

Hary Hermawan, sebagai pemateri utama, memberikan presentasi yang informatif tentang strategi pemasaran modern yang dapat diterapkan oleh UMKM. Ia menyoroti pentingnya pemasaran online, branding, dan peningkatan kualitas produk dalam era digital. Peserta dengan antusias mendengarkan dan mencatat berbagai tips dan trik yang diajarkan oleh Hary Hermawan.

Selain presentasi, acara ini juga melibatkan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana peserta memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada Hary Hermawan. Diskusi yang berlangsung meriah ini memperdalam pemahaman peserta tentang pemasaran produk UMKM.

Setelah sesi presentasi dan diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan workshop praktis. Peserta diajak untuk berkolaborasi dalam menciptakan rencana pemasaran yang sesuai dengan produk Wedang Uwuh dan Olahan Talas mereka. Hal ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk menerapkan langsung pengetahuan yang mereka peroleh.

Acara pelatihan ini berlangsung meriah dan penuh semangat. Peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga berkesempatan untuk berjejaring dengan sesama pengusaha UMKM dan berbagi pengalaman. Semangat kolaborasi dan dukungan antarpeserta menjadi pesan yang kuat dari acara ini.

Kolaborasi antara Kelompok KKN Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA dan Desa Wisata Tepus ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan dan komunitas lokal dapat bersinergi untuk mendukung perkembangan UMKM lokal. Keberhasilan acara pelatihan ini memberikan harapan bahwa lebih banyak kolaborasi semacam ini akan terjadi di masa depan, memajukan UMKM dan ekonomi lokal.

Dengan pengetahuan baru yang mereka peroleh dari acara ini, para peserta diharapkan dapat mengembangkan usaha mereka, meningkatkan kualitas produk, dan menjangkau pasar yang lebih luas. Ini adalah langkah penting menuju pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan di Indonesia.

Acara pelatihan pemasaran produk Wedang Uwuh dan Olahan Talas ini membuktikan bahwa kolaborasi dan peningkatan kompetensi adalah kunci sukses dalam mengembangkan UMKM. Semoga semangat ini terus berkembang dan memberi manfaat yang besar bagi UMKM di seluruh Indonesia.



Wednesday, October 18, 2023

Tingkatkan Pengalaman Wisata dengan El Farm: Inovasi Wisata Edukasi Berbasis Peternakan Kambing

Halo, pembaca setia! Saat ini, kita akan membahas kemitraan yang sangat menarik antara Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA dan El Farm yang mengarah pada pengembangan destinasi wisata berbasis peternakan yang unik dan edukatif. Bersiap-siap untuk mengungkap kisah menarik ini!

Pengabdian Kepada Masyarakat yang Mencerahkan

Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA telah bekerja sama dengan El Farm dalam sebuah proyek Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang didanai hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Proyek ini bertujuan untuk menggali potensi peternakan kambing sebagai atraksi wisata yang mengedukasi dan menghibur.

Pendukung Utama di Balik Proyek

Tim PKM yang terdiri dari Hary Hermawan, Amelia Lintang Mahiswara, Fuadi Afif, serta dua mahasiswinya, Agenstasya Monica Putri Hendrajaya dan Pitta Theresia Br Girsang adalah otak di balik proyek ini. Mereka menjalin kerja sama erat dengan El Farm, sebuah peternakan kambing dan domba yang berlokasi di Yogyakarta.

Wisata Edukasi Peternakan El Farm
Tim PKM Bersama Pengelola dan Tokoh Masyarakat Setempat

Mengubah Tantangan Menjadi Peluang

Dibalik kegiatan ini, terdapat kesadaran akan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh peternakan skala kecil. Dalam upaya memberikan nilai tambah, peternakan-peternakan ini mencoba untuk ditingkatkan nilai ekonominya menjadi atraksi wisata. Misi ini menjadi dasar bagi tema "Wisata rekreatif edukatif berbasis peternakan kambing" yang kami pilih.

Hari Penuh Semangat dan Kolaborasi

Pada tanggal 14 Oktober 2023, acara ini berhasil mengumpulkan 30 peserta termasuk pihak pengelola El Farm, komunitas wisata Jogotirto (Konco Dolan), dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah setempat. Semua berkontribusi dengan semangat tinggi, mencerminkan harapan akan perkembangan yang berkelanjutan.

Masa Depan yang Penuh Harapan

Hary Hermawan, Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, menjelaskan bahwa pemilihan tema PKM didasarkan pada potensi yang dimiliki oleh El Farm dan tujuan memberikan pengalaman unik kepada pengunjung sambil memberikan pemahaman tentang peternakan. Kegiatan ini juga merupakan langkah awal dalam kemitraan yang erat antara Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA dan El Farm.

Kerjasama El Farm dan STP Ampta
Komitmen Kerjasama El Farm dan STP AMPTA

Apresiasi dan Harapan

Pengelola El Farm, Bapak Sudarmaji, mengucapkan terima kasih kepada tim PKM atas kerjasama, pelatihan, dan dukungan yang diberikan. Beliau berharap kegiatan ini akan membantu El Farm menarik pengunjung dari luar Kota Jogja.

Lurah Kalurahan Jogotirto, Ibu Mitha Mayasari, menyampaikan terima kasih kepada semua peserta dan menekankan pentingnya kegiatan ini dalam membuka wawasan masyarakat setempat serta memberi motivasi untuk mengembangkan potensi-potensi di daerah tersebut.

Visi Bersama

Sesi presentasi dalam acara ini membahas konsep dan manfaat wisata berbasis peternakan kambing. Potensi peternakan sebagai daya tarik wisata desa dan pemasaran paket wisata berbasis peternakan kambing dibahas dengan lengkap. Semua ini bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan kepada petani, peternak, dan pengusaha pertanian di daerah tersebut.

Kegiatan ini mencerminkan semangat kolaborasi dan inovasi yang bertujuan untuk mengangkat potensi peternakan kambing sebagai daya tarik wisata yang bermanfaat secara ekonomi dan edukatif. Dengan panduan dan rekomendasi yang telah diberikan oleh para narasumber, diharapkan El Farm dan upaya serupa dapat berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat setempat.

Nantikan pengembangan lebih lanjut dari kemitraan yang menarik ini, yang akan membawa pengalaman wisata yang tak terlupakan. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendukung peternakan lokal dan sekaligus menikmati pengalaman wisata yang unik di El Farm!

PKM El Farm 2023
Peserta Kegiatan PKM di El Farm



Monday, May 22, 2023

Melatih Pemandu Wisata di Eduwisata Desa Jogotirto (Konco Dolan)

Kalurahan Jogotirto kapanewon Berbah  kabupaten Sleman merupakan wilayah persawahan yang subur dengan hasil pertanian yang memadai memberi kenyamanan  kesejahteraan bagi warganya. Namun dibalik bentangan sawah menghijau ternyata Kelurahan Jogotirto menyimpan pesona destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Ada Lava Bantal, situs Candi Abang dan situs Goa Sentono merupakan petilasan era Hindu Buda pembangunannya sekitar abad ke 7, gua jepang sebagai tempat pertahanan dan gudang amunisi saat penjajahan Jepang, Gunung suru yang secara mistis diyakini sebagai istana tuyul, juga ada monumen UFO yang diakui dunia satu satunya yang ada di Indonesia karena pada awal tahun 2011 terbentuk crop circle di persawahan yang diyakini merupakan jejak pesawat UFO.

Selain wisata alam tersebut banyak kreativitas dari masyarakat  yang layak untuk dikunjungi seperti Peternakan kambing EL Farm, kerajinan batik tulis dan cap, sentra budidaya Jambu Dalhari, juga ada pengolahan residu sampah plastik menjadi BBM. 

Harapannya wisatawan selain berwisata bisa sambil belajar berbagai hal sesuai  minat keinginannya. 

Untuk mengemas rangkaian kegiatan wisata tersebut Management Konco Dolan Eduwisata Jogotirto menyelenggarakan pelatihan pemandu wisata yg diselenggarakan pada hari Minggu 21 Mei 2023 berempat di pendopo EL Farm Konden, Jogotirto, Berbah, Sleman. 

Adapun pemateri dari dosen Universitas Terbuka dan dosen AMPTA Yogyakarta.



Dalam sambutan nya Mas Nono Karsono menyampaikan bahwa berwisata itu biasanya hanya berkunjung melihat obyek wisata kulineran, membeli cinderamarta pulang. Tapi di Jogotirto dipersiapkan spot untuk wisatawan bisa berkunjung dan belajar berbagai hal. "Konsep penggabungan wisata  dan belajar sesuatu hal disebut  Eduwisata" Jelas mas Nono.

Dhimas Setyo Nugroho, S.Par, M.M yang juga merupakan dosen program Studi Pariwisata Universitas Terbuka  dalam pemaparannya menyampaikan bahwa pengembangan daerah tujuan wisata perlu dipersiapkan dari awal berbagai aspek baik fisik maupun mental spirit pelaku usaha pariwisata yang saling berkait sehingga akan terbentuk sebuah ekosistem pariwisata yang kompak, kokoh, indah dan menarik.

Pada akhirnya wisatawan merasa senang, nyaman serta mendapatkan pengalaman ilmu baru yang berkesan. 

"Harapannya mereka akan berkunjung kembali dan mengajak pelanggan baru tanpa kita promosi sendiri secara langsung" Kata Dhimas.

Juga pengembangan pariwisata harus berdasarkan konsep sapta pesona Aman, Tertib, Bersih, sejuk, Indah, Ramah  Tamah, Kenangan. 

"Dengan berpedoman konsep sapta pesona tersebut pengembangan destinasi wisata bisa bagus langgeng" Tambahnya. 

Sedangkan Suyatno, S.IP, M.Si dosen program Ilmu Pemerintahan Universitas Terbuka menyampaikan bahwa pariwisata  sangat bisa dikaitkan dengan berbagai bentuk kegiatan usaha seperti  peternakan kambing EL Farm, bisa sebagai salah satu daya tarik wisatawan untuk bisa menimba ilmu tentang cara berternak serta management pengelolaan ternak kambing.

"Bila potensi ternak kambing dikelola dengan management pariwisata akan dapat mendatangkan wisatawan nantinya bisa menambah pemasukan peternak dan memberi manfaat kepada warga sekitarnya"

Sependapat dengan pemateri sebelumnya Hary Hermawan. S.Par, M.M pemerhati pariwisata sekaligus dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA menyatakan bahwa untuk membangun sebuah pariwisata haruslah memahami  esensi pariwisata dengan cara mengidentifikasi semua potensi daya tarik wisata dan mengemas semua potensi secara baik sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung pulang membawa kenangan serta ilmu yang bermanfaat. 

Dan juga sebutkan bahwa ilmu pariwisata itu cakupannya sangat luas multi dimensi sehingga pengelolaan pariwisata juga harus melibatkan berbagai disiplin ilmu lintas sektoral. 

"Fenomena Pariwisata adalah sangat dinamis sehingga tidak bisa hanya dipelajari secara teoritis saja harus langsung dipraktekkan di lapangan, pemandu harus cepat tanggap apa yang terjadi dilapangan bila ada kendala bisa cepat menemukan solusi".

Seusai mendapatkan teori tentang dasar pariwisata semua peserta terjun langsung praktek di lapangan memandu tamu menuju spot yang sudah di tentukan. 

Kali ini ada tiga spot kunjungan sentra jambu air Dalhari krasaan, perajin batik Paksi. Id project di Karongan, juga tempat pengolahan residu sampah plastik di Rejosari residu plastik dibuat menjadi aneka kerajinan juga ada alat khusus yang bisa mengolah plastik menjadi  BBM dan bahan bangunan. 

(Kusnadi, KIM Berbah: Artikel otentik disini)

Saturday, December 24, 2022

Tingkatkan Branding Desa Wisata Tepus dengan Pelatihan Digital Marketing

Kemandirian masyarakat tidak hanya bisa digaung-gaungkan tanpa praktik dalam dunia nyata. Pengolahan dan pengelolaan potensi di daerah pun tidak semata hanya dilakukan dengan jentikan jari. Begitu pula pengelolaan Desa Wisata yang harus dilakukan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Program kemandirian masyarakat diadakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta dalam ranah Pengembangan Strategi Marketing UMKM & Atraksi Wisata Desa Wisata Tepus Gunungkidul. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dr. Ayu Helena Cornellia, B.A., M.Si sebagai Ketua Tim Pengusul dan Hary Hermawan, S.Par., M.M. sebagai anggota pelaksana. Kegiatan ini merupakan aktualisasi dari dana Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka Tahun 2022.

Ibu Nurul selaku Narasumber Sedang Menyampaikan Materi Digital Marketing

Program Kemandirian Masyarakat ini dilaksanakan pada Minggu, 18 Desember 2022 tepatnya di Balai Kalurahan Tepus, Desa Wisata Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini dibuka oleh Lurah Desa Tepus Bapak Hendro Pratopo, S.IP. Peserta dalam kegiatan pelatihan digital marketing Desa Wisata Tepus diikuti oleh 60 orang yang terdiri dari  Pengelola Desa Wisata dan juga masyarakat sekitar pelaku UMKM.

Program kemandirian masyarakat ini berfokus pada pengembangan pariwisata dengan memberikan pelatihan dan pengarahan sumber daya manusia yang dimiliki untuk dapat memanfaatkan media sosial. Pemanfaatan media sosial ini berguna untuk menyebarluaskan informasi mengenai Desa Wisata Tepus Gunungkidul dengan lebih cepat dan lebih mudah. Penyampaian materi terkait dengan penggunaan media sosial untuk branding dan marketing dilakukan oleh Nurul Pikroh, S.I.Kom., M.M sebagai narasumber.

Selain penggunaan media sosial sebagai branding, penerapan manajemen pemasaran produk (digital marketing) juga disampaikan untuk menentukan dan menerapkan startegi pemasaran yang sesuai sebagai strategi promosi. Guna menghidupkan diskusi dan pelatihan digital marketing agar sesuai dengan praktiknya, peserta bersama narasumber langsung terjun ke lapangan untuk meninjau UMKM Batik, Pathilo, Perak, dan lain-lain sebagai bentuk pelatihan dan pemahaman terhadap kegiatan branding dan juga packaging produk-produk UMKM.

Harapannya, dengan diadakan pelatihan digital marketing dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola potensi desa wisata mereka sehingga tercapailah branding yang maksimal untuk mendatangkan dan memperkenalkan Desa Wisata Tepus ke khalayak umum.

Peserta Pelatihan Digital Marketing di Tepus

Berita ini juga diunggah di lama lldikti5.go.id

Thursday, December 22, 2022

Digital Marketing untuk Bisnis Desa Wisata yang Semakin Kompetitif

         Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta mengadakan pelatihan digital marketing pada hari Sabtu tanggal 19 Desember dan Senin tanggal 19 Desember 2022. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan dana insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) skema Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM) tahun 2022 senilai Rp 50.000.000,- yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Tim pelaksana pengabdian masyarakat adalah Hary Hermawan, S.Par., M.M selaku ketua pelaksana sekaligus kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STP AMPTA. Hamdan Anwari, S.Pd., M.Pd.B.I dosen STP AMPTA selaku anggota pertama. Dhimas Setyo Nugroho S.Par., M.M., dosen Universitas Terbuka selaku anggota kedua. Pelaksanaan pengabdian masyarakat terintegrasi MBKM ini juga didukung oleh tim pelaksana mahasiswa yaitu: Agnestasya Monica Putri Hendrajaya, Nadita Eka Chandrawati, Pitta Theresia br Girsang.

Digital Marketing
Pelatihan Digital Marketing di Desa Wisata Garongan, Wonokerto

Pelatihan Tiktok
Narasumber Menyampaikan Materi 

Pelatihan digital marketing ini merupakan salah satu program kerja unggulan dalam rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang sebelumnya telah dimulai STP AMPTA sejak 11 Desember 2022. Adapun target peserta pada kegiatan ini adalah para pelaku desa wisata khususnya Pengelola Desa Wisata Garongan di Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tema “Pengembangan Produk dan Pemasaran Desa Wisata Digital” dipilih oleh Hary Hermawan dan tim karena melihat masih lemahnya penerapan pemasaran digital yang dilakukan pengelola desa wisata di Sleman. Padahal pemanfaatan digital marketing terutama melalui media sosial saat ini sangat penting.

Menurut Hary, “Kurangnya kemampuan SDM dalam pemasaran digital membuat desa wisata kurang kompetitif dalam memasarkan produknya jika dibandingkan dengan perusahaan besar seperti PT, karena perusahaan besar biasanya sudah menjalankan promosi digital melalui media sosial yang telah dikelola secara profesional.”

Sesi pertama pelatihan pada hari Sabtu 17 Desember 2022 menghadirkan dua narasumber ahli dari kalangan praktisi yaitu Bapak Albertus Indratno, S.E dari Nemaste Inti Media sebagai pemateri pelatihan pembuatan konten promosi digital pada media sosial instagram dan facebook serta Ibu Desi Deria Cempaka Wijaya Murti, Ph.D dari Travelxism yang mengulas materi mengenai Pelatihan Pembuatan Konten Vlog untuk Media Promosi Tiktok.

Selanjutnya pada sesi kedua, Senin 19 Desember 2022 peserta diberikan materi pelatihan segar lainnya tidak kalah menarik. menghadirkan Kembali Bapak Albertus Indratno, S.E dengan materi pelatihan optimalisasi media youtube dalam pembuatan konten promosi digital. Pada sesi kedua dilanjutkan pemaparan oleh Bapak Robertus S, M.Kom yang mengupas mengenai optimalisasi landing page dan pemanfaatan iklan berbayar dalam pemasaran desa wisata.

Dalam sambutannya, Riyanto Sulistyo Budi selaku Lurah Kalurahan Wonokerto menyambut baik program-program kerjasama STP AMPTA dengan Pemerintah Kalurahan Wonokerto yang telah berlangsung sejak tahun 2020 dalam hal pengembangan desa wisata Lebih lanjut, Riyanto berharap STP AMPTA tetap bersedia mendampingi pengembangan pariwisata di wilayah Kalurahan Wonokerto yang menjadi salah satu kalurahan yang mengandalkan ekonominya dari sektor pariwisata.

Sedangkan Agus Sugiarto selaku Ketua Pokdarwis Wonokerto menceritakan pengalaman selama mengikuti pelatihan digital marketing. “Digital marketing dan pemanfaatan media sosial merupakan hal yang cukup baru bagi kami. Namun kami merasa semua materi yang disampaikan dalam pelatihan ini sangat sesuai pada kondisi saat ini dan tentunya semua kegiatan ini bermanfaat bagi kami pelaku wisata.Kami akan menindaklanjuti hasil pelatihan ini dengan mencoba membuat akun Tiktok Desa Wisata Garongan.”

Dalam rangkaian program pengabdian masyarakat bertema pengembangan produk dan pemasaran desa wisata digital ini tim STP AMPTA juga telah melaksanakan program-progam pengabdian lainnya yang difokuskan di Desa Wisata Garongan diantara yang telah berjalan adalah : (1) Fasilitasi pembuatan video company profile dan vlog desa wisata garongan; (2) Fasilitasi dan pendampingan dalam pembuatan website dan landing page Desa Wisata Garongan; (3) Fasilitasi dan pendampingan dalam pembuatan konten promosi instagram dan facebook; (4) Pembuatan ebook paket wisata dan lain-lain.

Foto Bersama Peserta di Hari Kedua 19 Desember 2022

Tim Mahasiswa AMPTA
Bonus


Materi artikel ini juga ditayangkan di https://lldikti5.kemdikbud.go.id


Friday, July 15, 2022

Melangkah Bersama Desa Wisata Sangurejo

 Jumat 15 Juli 2022, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA bersama bersama Himpinan Mahasiswa Pariwisata (Himasta) sukses melaksanakan kegiatan kunjungan ke Desa Wiasta Sangurejo. Kegiatan tersebut tidak sekedar kunjungan wisata biasa, namun program tersebut juga dirancang sebagai bentuk implementasi dharma ketiga perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Mayarakat (PKM) dengan tema “Melangkah Bersama Desa Wisata”.

Melangkah Bersama Desa Wisata Sangurejo

Himasta Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogaykarta

Kegiatan PKM tersebut diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA dalam menemu kenali potensi dan tantangan dalam pengelolaan desa wisata dari pelaku wisata langsung. Sehingga dengan kegiatan tersebut mahasiswa mampu meningkatkan wawasan dan kompetensinya pada bidang ilmu pariwisata yang ditekuni. Selain itu, melalui melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan Narasumber dalam acara tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi pengelola Desa Wisata Sangurejo dalam hal pengembangan produk wisata dan pemasaran digital, Ujar Hary Hermawan Kepala LPPM STP AMPTA.

Acara Pengabdian Kepada Mayarakat (PKM) tersebut dimulai pukul 15.30 WIB sampai dengan 21.00 WIB dengan rangkaian acara yang diawali oleh H. Nur Rohmad selaku ketua pengelola desa wisata Sangurejo yang menyampaikan materi paparan berjudul tantangan pengelolaan Desa Wisata Sangurejo. Pada kesempatan ini H. Nur Rohmad menyampaikan bahwa gotong-royong dan pelibatan masyarakat sangat penting dalam pengelolaan desa wisata, bahkan itu hal utama. Selain itu pengelola desa wisata harus tangguh serta tahan mental terhadap berbagai tantangan dan masalah yang muncul, tambahnya.

Sesi kedua diisi dengan materi coaching clinic digitalisasi branding pemasaran desa wisata yang disampaikan oleh Fian Damasdino, S.IP., M.Si. dosen program studi pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA. Fian mengatakan bahwa pada era digital saat ini pemasaran digital khususnya melalui sosial  media sangat penting guna menjangkau pasar wisata yang saat ini didominasi kalangan milenial.

Selanjutnya, sesi ketiga acara tersebut diisi kegiatan sosialisasi sadar wisata yang disampaikan oleh Arif Dwi Saputra, S.S., M.Si. Arif menyampaikan bahwa sadar wisata merupakan hal penting yang wajib dipahami oleh seluruh elemen masyarakat pada daerah atau kawasan yang menjadi sasaran kunjungan wisata, tidak terkecuali di desa wisata. “Kalau masyarakatnya sadar wisata, maka wisatawan yang berkunjung nantinya akan nyaman, sehingga wisatawan betah dan mendapatkan pengalaman yang positif disini,” tambahnya.

Acara Pengabdian Kepada Mayarakat (PKM) ditutup oleh Dhimas Setyo Nugroho dosen Universitas Terbuka sebagai narasumber sosialisasi sapta pesona. “Sadar wisata dapat diwujudkan dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat agar siap untuk berperan sebagai tuan rumah yang baik. Memahami, serta mampu dan bersedia untuk mewujudkan unsur-unsur: Aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan, atau yang di kenal dengan sapta pesona di lingkungannya masing-masing,” Ungkap Dhimas.

Sunday, July 10, 2022

Gelar Kesenian sebagai Promosi Desa Wisata Tepus, Gunung Kidul

Desa Tepus menyelenggarakan Gelar Kesenian. Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan selama 10, mulai tanggal tanggal 2 Juli sampai dengan 11 Juli 2022. Kegiatannya telah resmi dibuka pada tanggal 2 Juli 2022 oleh Wakil Bupati Gunung Kidul. Pada kesempatan ini turut hadir juga Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul, Panewu Kapanewon Tepus, Lurah Kalurahan Tepus, Kapolsek Tepus, Danramil Tepus. Acara pembukaan Gelar Kesenian juga dihadiri Kepala LP2M beserta Kabag Humas dan Kerjasama Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta selaku kampus pendamping Desa Wisata Tepus.



Gelar Kesenian ini diinisiasi masyarakat sebagai bentuk promosi potensi kekayaan budaya Desa Wisata Tepus, Gunung Kidul. Sekaligus perayaan atas pencapaian prestasi Desa Wisata Tepus (Dewi Kampus) yang masuk dalam nominasi 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Rangkaian acara dalam Gelar Kesenian selama 10 hari ini dimeriahkan dengan pertunjukan seni khas Gunungkidul meliputi: Pameran UMKM Gunungkidul, pameran bonsai, Ketoprak Krido Budoyo, Jathilan Klumpit, Jathilan Tegalrewu, Reog Ponorogo Tepus III, Jathilan Tepus I, Jathilan Tepus II, Jathilan Pudak, Jathilan Jeruk, Ketoprak Blekonang.
Dalam kesempatan tersebut Hary Hermawan selaku Ketua LP2M Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA menyampaikan Selamat kepada Masyarakat dan Pengurus Desa Wisata Tepus atas terselenggaranya acara, “Kami selaku pendamping Desa Wisata Tepus turut bangga, serta kami ucapkan selamat atas prestasi yang telah diraih Desa Wisata Tepus Raih sebagai nominasi 50 besar ADWI 2022. Melalui event saya berharap dapat menjadi motivasi Desa Wisata Tepus agar dapat terus meningkatkan pengembangan pariwisata pada masa yang akan datang”.


Bapak Heri, selaku Ketua Pengelola Desa Wisata Tepus, mengatakan "Sangat senang sekali atas antusiasme masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung event ini. Harapan saya dengan masuknya Desa Wisata tepus sebagai 50 besar ADWI, kedepannya masyarakat bisa terus semangat dalam meningkatkan prestasi. Semoga dengan adanya Gelar Kesenian ini masyarakat bisa melirik potensi unik yang kami miliki dari segi Daya Tarik Wisata Alam, sisi budaya, bahkan UMKM."
Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA berkomitmen untuk terus mendampingi Desa Wisata Tepus dalam pengembangan potensi wisata, diantara program kerjasama yang akan dilaksanakan mencakup: (1) Pengembangan konservasi penyu; (2) Pengembangan budidaya bonsai santigi dan Penanaman di pesisir Pantai Selatan bersama masyarakat; (3) Pengembangan kerajinan ecoprint, keset anyaman, dan kesenian jaranan bersama SLB Puspa Melati; (4) Pengembangan produk kerajinan batik tulis motif biota laut khas Tepus; (5) Pengembangan produksi oleh-oleh Patilo; dan lain sebagainya. 
Selain itu, Kerjasama kemitraan pemasaran juga akan lebih dikembangkan bersama Bumdes Punakawan.

Friday, March 18, 2022

Memberi Coaching Penyusunan Paket Wisata Edutrip

Kegiatan Coaching Penyusunan Paket Wisata Edutrip Desa Wisata Garongan dengan konsep wisata terintegrasi ini dimulai pada tanggal 15 Februari 2022 dan telah selesai pada tanggal 21 Februari 2022.

Aktifitas Wisata Edutrip di Desa Wisata Garongan
Aktifitas Wisata Edutrip di Desa Wisata Garongan

Hary Hermawan (kanan) Ketika Memberikan Coaching
Penulis (kanan) Ketika Memberikan Coaching

Kendala yang ditemukan dalam penyusunan paket wisata di Desa Wisata Garongan adalah “Pengelola masih kesulitan dalam mengidentifikasi fix cost dan variable cost sebagai komponen dalam menyusun paket wisata, karena harga pada paket wisata lama diperoleh pengelola dari meniru paket wisata di desa wisata lain.”Akibatnya, karena perhitungan harga paket hanya dikira-kira maka potensi keuntungan tidak optimal, serta potensi kerugian tinggi jika wsiatawan datang dalam jumlah yang kurang diharapkan (sedikit). Kesulitan berikutnya, kesulitan menentukan atribut-atribut lain dalam komponen produk wisata secara pasti, seperti durasi permainan, harga sewa alat game dan lain sebagainya.

Solusi yang dapat diberikan oleh pendamping yaitu dengan mengidentifikasi kembali komponen biaya paket wisata yang berupa fix cost seperti pemandu, wahana, dan lain sebagainya. Kemudian identifikasi variable cost seperti konsumsi, harga tiket masuk, suvernir dan lain sebagainya. Solusi berikutnya dari tim pendamping adalah memberikan usulan paket wisata edukasi yang dianggap sesuai, namun paket ini bersifat tentatif dan masih diperlukan uji coba.

Selain dalam bentuk paket, pendamping juga membantu dalam membuat paket wisata optional (custom) yang dapat dibeli oleh wisatawan sesuai kebutuhan.

Tuesday, March 15, 2022

FGD Desa Wisata Terintegrasi

FGD Desa Wisata Terintegrasi telah dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2022 yang dihadiri sebanyak 15 peserta dari berbagai elemen masyarakat atau komunitas dan Pengelola Desa Wisata. Kegiatan FGD Desa Wisata Terintegrasi ditujukan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat terkait desa wisata terintegrasi, yang diharapkan mampu memfasilitasi berbagai kepentingan masyarakat yang ada di Desa Wisata Garongan serta sebagai wahana pemerataan manfaat ekonomi.

Desa Wisata Terintegrasi
Peserta FGD Desa Wisata Terintegrasi

Desa wisata terintegrasi merupakan konsep yang diharapkan mampu menambah nilai keunggulan bersaing bagi Desa Wisata Garongan, mengingat persaingan bisnis desa wisata di Yogyakarta sangat ketat.

Dalam Kegiatan FGD Desa Wisata Terintegrasi ini hadir beberapa narasumber sebagai pemantik. Narasumber pertama adalah Ibu Nyoman Rai Safitri selaku Kabid Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Usaha Jasa Pariwisata, Dinas Pariwisata Sleman.

Narasumber Ketiga adalah Bapak Prihatno selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta. Kemudian narasumber ketiga adalah Saudara Rudi Wijayanto selaku praktisi Biro Perjalanan Wisata (BPW) dari Maldewa Tourindo.

Selanjutnya, sesi diskusi dipimpin oleh kedua pendamping Desa Wisata Garongan yaitu Bapak Hary Hermawan dan Bapak Arif Dwi Saputra. Diskusi ini ditujukan untuk menggali lebih dalam mengenai berbagai pandangan tokoh-tokoh masyarakat terkait eksistensi Desa Wisata Garongan, termasuk menampung berbagai kepentingan komunitas masyarakat yang ada untuk selanjutnya akan diupayakan untuk diakomodir dalam program-program pendampingan.

Turut hadir dalam kegiatan ini Bapak Armun selaku Perwakilan dari Pemerintah Kalurahan Wonokerto.

Desa Wisata Terintegrasi
Sambutan Ibu Nyoman dari Dinas Periwisata Sleman

Desa Wisata Terintegrasi
Materi dari Bapak Rudi dari Maldewa Tourindo

Desa Wisata Terintegrasi
Sambutan Bapak Armun dari Pemerintah Wonokerto

Desa Wisata Terintegrasi
Sambutan Bapak Agus Perwakilan Pengelola Desa Wisata Garongan




Monday, March 14, 2022

Penerjunan Tim Pendamping Desa Wisata Garongan

Kegiatan penerjunan tim pendamping telah dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2022 di sekretariat Desa Wisata Garongan. Pada kegiatan penerjunan ini juga telah dilaksanakan koordinasi teknis pendampingan dengan pengelola desa wisata, termasuk koordinasi jadwal dan rencana kegiatan pendampingan.

Penerjunan Tim Pendamping Desa Wisata Garongan
Tim Pendamping Bersama Pengelola Desa Wisata Garongan

Pada kesempatan ini tim pendamping menggali data terkait kebutuhan pendampingan.  Permasalahan-permasalahan tata kelola desa wisata telah disampaikan Pokdarwis kepada tim pendamping, diantaranya permasalahan terkait dinamika pengelola pasca adanya pandemi, permasalahan pemasaran, tata kelola keuangan, kompetensi kepemanduan, pengembangan produk dan paket wisata dan sebagainya.

Solusi yang akan dilakukan untuk kegiatan pendampingan selanjutnya selama 15 hari pendampingan telah disepakati meliputi : 1. FGD untuk penyemaan persepsi masyarakat; 2. Pelatihan dan coaching digital marketing; 2. Pelatihan dan coaching paket wisata edutrip; 3. Pelatihan dan coaching kepemanduan Desa Wisata; 4. Pelatihan dan coaching manajemen keuangan desa wisata. Termasuk disepakatinya program pendukung yaitu pelatihan kuliner dan pelatihan pembuatan mug dan pin.


Penerjunan Tim Pendamping Desa Wisata Garongan
Foto Homestay Tempat Tinggal Tim



Sejarah Desa Garongan

 Menurut cerita dari Bapak Agus 19 Februari (2022), desa ini mendapat julukan “Garongan” karena memiliki cerita tersendiri. Menurut informasi masyarakat terdahulu, desa ini disebut sebagai tempat singgah para Garong yang berarti pencuri atau perompak dalam Bahasa Jawa. Konon disebutkan bahwa para Garong ini berasal dari Pantai Utara.

Sebelumnya, para kelompok pencuri atau Garong tersebut tidak bisa datang dan tinggal di Desa Garongan karena lokasi Desa Garongan terletak di antara lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Jalur menuju Desa Garongan tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki maupun berkuda, serta kondisi jalan pada waktu itu yang sangat sulit untuk dilalui.


Sejarah Desa Garongan
Foto Kawasan Desa Garongan

Setelah beberapa waktu berlalu (tidak ada sumber informasi yang valid), terjadi erupsi besar sehingga lereng-lereng diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu itu runtuh. Setelah itu, beberapa puluh tahun kemudian akses untuk jalan sudah dapat dilalui. Para Garong akhirnya bisa datang dan berhenti di daerah ini karena jika mereka ke arah Utara maka tanahnya terlalu tandus dan belum bisa ditanami. Selain itu, apabila mereka ke arah Selatan sudah terdapat kepemerintahan Kasultanan Yogyakarta yang sudah berkuasa. Sehingga mereka tidak berani untuk singgah ke Selatan.

Akhirnya, Kawasan Desa Garongan menjadi satu-satunya lokasi yang sangat strategis bagi para garong untuk singgah. Setelah mereka singgah, mereka melanjutkan aktifitas mereka sebagai garong yaitu mencuri dan sebagainya. Selanjutnya garong tersebut menetap dan tinggal di Desa Garongan dari generasi ke generasi berikutnya. Namun perlu diketahui bahwa saat ini dalam kehidupan masyarakat Desa Garongan sudah tidak ada lagi budaya garong atau mencuri.

Satu-satunya yang tersisa hanya nama kawasannya yaitu Desa Garongan, yang secara administratif saat ini dibagi menjadi (dua) nama dusun, yaitu Dusun Kembang dan Dusun Pojok, yang termasuk dalam wilayah Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Secara Geografis Desa Wisata Garongan terletak di lereng Gunung Merapi. Berjarak 14,3 Kilometer dari puncak Gunung Merapi. Akses menuju Desa Wisata Garongan berjarak 21 Kilometer ke arah Utara dari Ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta, atau sekitar 15 Kilometer ke arah Utara dari Ibukota Kabupaten Sleman.

Sejarah Desa Garongan
Penulis


Wednesday, December 2, 2020

Mendapat Penghargaan 14 Besar Nasional sebagai Pendamping Desa Wisata Terbaik oleh Kemenparekraf

Sebuah pengalaman baru bagi Saya membawa nama kampus STP AMPTA Yogyakarta dalam mengikuti Program Pendampingan Desa Wisata Tahun 2020 oleh Kemenparekraf RI.
Dalam event ini STP AMPTA menggandeng Desa Wisata Garongan sebagai desa dampingan.
Alhamdulillah, pengalaman perdana mengikuti event ini, Tim STP AMPTA langsung mendapat posisi 14 besar Nasional sebagai Pendamping Desa Wisata Terbaik. 
Sebuah prestasi yg cukup baik untuk Tim Kami (STP AMPTA) sebagai peserta perdana di tahun ini.

Plakat Penghargaan Pendamping Desa Wisata Terbaik dari Kemenparekraf

Laporan Pendampingan

Semoga dengan hasil ini membawa berkah kebaikan bagi saya pribadi beserta seluruh pihak yang terlibat. Saya mewakili ketua tim mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung suksesnya acara ini.



Kemenparekraf Apresiasi 20 Perguruan Tinggi Pendamping Desa Wisata

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberi apresiasi khusus kepada 20 perguruan tinggi yang melatih dan mendampingi desa wisata sehingga tata kelolanya menjadi semakin baik dan profesional. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada 105 perguruan tinggi yang telah melakukan penandatangan kerja sama (MoU) dalam rangka pengembangan desa wisata melalui pelatihan dan pendampingan SDM pada 27 Februari 2020.

"Mereka melakukan Training of Trainer (ToT) bagi para pengajar atau dosen yang mendampingi desa wisata dengan cakupan materi seperti sadar wisata, sapta pesona, protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability), pelayanan prima (exploring, packaging, presentation) dan pengembangan potensi produk pariwisata," ujar Wisnu dalam acara Apresiasi Perguruan Tinggi Terbaik dalam Pendampingan Desa Wisata 2020 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu, 2 Desember 2020 malam. Ia menjelaskan, momentum saat ini dinilai tepat ketika pandemi seluruh insan pariwisata memiliki lebih banyak waktu untuk meningkatkan pengetahuan hingga menambah skill diri.

"Ini juga bagian dari penyiapan SDM di desa wisata untuk berkompetisi di ranah global,” imbuhnya. Selain itu, Wisnu juga menjelaskan, implementasi protokol kesehatan di desa wisata menjadi hal yang penting, untuk menumbuhkan kepercayaan diri wisatawan yang akan datang berlibur ke desa mereka. "Ini juga menjadi momentum untuk re-save atau redesain dan revitalisasi desa wisata, sekaligus untuk daya saing pariwisata. Latar belakangnya juga agar destinasi desa wisata ini lebih berkualitas, lebih kredibel, dan mampu berkolaborasi serta bersaing di level domestik dan internasional," paparnya.

Kemenparekraf Apresiasi 20 Perguruan Tinggi Pendamping Desa Wisata

Pada kesempatan itu Kemenparekraf memberi apresiasi kepada 20 perguruan tinggi yang melakukan pelatihan dan pendampingan. Tercatat pada peringkat satu ada Sekolah Tinggi Pariwisata Riau yang melakukan pelatihan dan pendampingan di Koto Masjid. 
Kemudian secara berurutan Akademi Pariwisata Mandala Bhakti di Desa Wisata Lembah Dongde-Desa Gentungan Karang Anyar, Jawa Tengah, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Desa Cisaat, Subang, Jawa Barat Universitas Fajar Makassar di Desa Kabba, Sulawesi Selatan, Politeknik Internasional Bali di Desa Wisata Bongan, Tabanan. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti di Desa Wisata Cikolelet Serang, Banten, Universitas Negeri Padang di Kampung Wisata Payo Solok, Politeknik Sahid di Kampung Keranggan Tangerang Selatan, STIMI Handayani Denpasar di Desa Wisata Baha Mengwi. Universitas Riau Cagar Budaya Koto Sentajo di Kuantan Singingi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Desa Banyuresmi Pandeglang, Banten, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram Desa Wisata Sembalun NTB, Poltekpar Bali di Desa Cau Belayu Tabanan, Institut STIAMI di Kampung Lengkong, serta Universitas Dian Nuswantoro di Desa Walitelon Temanggung, Jawa Tengah. Kemudian Poltek Balikpapan di Desa Mentawir, Politeknik Negeri Sambas di Desa Wisata Temajuk, STIPAR Tamalatea Makassar di Desa Wisata Datara, Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA di Desa Wisata Garongan Sleman, D.I. Yogyakarta, yang terakhir Universitas Syah Kuala di Desa Nilam Ranto Sabon.





Monday, November 23, 2020

Survei di Desa Wisata Garongan

Program pendampingan desa wisata merupakan inisiasi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementrian Desa PDTT yang bekerjasama dengan Perguruan Tinggi. Pada kesempatan ini, saya 
mendapatkan pengalaman berharga menjadi koordintor tim trainer desa wisata dari Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta dalam kegiatan Pendampingan Desa Wisata Garongan.

Survei di Desa Wisata Garongan
Lingkungan Desa Wisata Garongan yang Masih Asri
 
Foto-foto berikut diambil saat Saya bersama tim trainer melakukan survei lapangan bersama tim trainner sebagai bentuk persiapan dalam menyusun program-program pelatihan dan pendampingan. Kegiatan survei ini dilakukan agar trainer memiliki data-data yang akurat dan up to date berupa realitas dan fakta lapangan untuk dapat digunakan dalam meyusun program-program pelatihan yang tepat sasaran. Yaitu program yang mampu menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada di lapangan. 

Ruang lingkup survei adalah kawasan alam di sekitar desa wisata garongan, kondisi sekretariat, dan pengelolaan homestay yang dimiliki warga dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tata kelola desa Wisata Garongan. Selain observasi metode lain yang digunakan dalam mencari data adalah wawancara kepada warga masyarakat, pengelola, dan pelaku usaha lokal. 

Berikut foto-foto hasil kegiatan survei lapangan

Survei di Desa Wisata Garongan
Foto Bersama Pengelola
Survei di Desa Wisata Garongan
Wawancara Dengan Pengelola yang Super Ramah
Makanan Khas Desa Wisata Garongan
Desa Garongan Memiliki Potensi Perikanan yang Melimpah
Makanan Khas Desa Wisata Garongan
Ini Paling Mengasikan, Kami Boleh Icip-icip

Friday, September 11, 2020

Webinar Rebranding Pariwisata di Era New Normal

Pandemi covid-19 menimbulkan berbagai dampak di segala lini kehidupan, tidak terkecuali sektor pariwisata yg semakin lesu. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi terbaik agar sektor ini dapat kembali survive. Kami, mengajak pemerhati pariwisata untuk berdiskusi, sumbang saran dalam webinar bertema Rebranding Pariwisata di Era New Normal. 16 September 2020


.

Wednesday, September 9, 2020

Event dan Seminar Pariwisata





Sunday, August 2, 2020

Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata oleh Kemenparekraf

Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata, Deputi Bidang Sumberdaya dan Kelembagaan Kemenparekraf/ Barekraf kembali menggelar kegiatan Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata yang merupakan awal bagi terlaksananya Program Pemberdayaan Desa Wisata Berbasis Masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Harper DI Yogyakarta, pada Selasa- Kamis (28-30/07/2020).

Kegiatan TOT Pendampingan ini dibuka oleh Direktur Pengembangan SDM Pariwisata, Kement noerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnu Bawa Tarunajaya, yang dalam hal ini diwakili oleh Kasubdit,Pemberdayaan Masyarakat Regioanl I, Desti Murniati, yang dalam sambutannya menyampaikan harapan kepada peserta untuk dapat memanfatkan program TOT ini sebaik-baiknya, sehingga para dosen mampu berkontribusi dalam pengembangan Desa Wisata di tanah air.

Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata
Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata 

Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata
Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata 

Dalam pembukaan turut hadir pula, Kadispar DIY, Wardoyo dan KasuKasubdit Sarpras Telekomunikasi Desa, Kementerian Desa PDTT, Minarni Marbun, yang menjabarkan Program Kemendes PDTT terkait dengan Desa Wisata, Wardoyo dalam sambitannya memaparkan mengenai program pengembangan desa wisata di Jogjakarta.

Tercatat 18 Perguruan Tinggi dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur yang berpartisipasi, yaitu Universitas Dian Nuswantoro,Universitas STIKUBANK Semarang, Akpar Mandala Bhakti Surakarta, STIEPAR Semarang, Politeknik Indonusa Surakarta, Universitas Tidar Magelang, Universitas Kristen Satya Wacana, STP AMPTA Yogyakarta, Universitas Gunung Kidul, STIEPAR API Yogya, Universitas BSI Yogyakarta, Akpar Dharma Nusantara Sakti Yogyakara, Akademi Pariwisata Yosyakarta, Universiitas Brawijaya, Politeknik Negeri Jember, Universitas Airlangga, Universitas Merdeka Malang dan Universitas Ciputra. Adapun total peserta adalah sebanyak 33 orang dosen yang dikirim oleh masing-masing perguruan tinggi tersebut, dimana 7 orang hadir dalam bentuk online.

Adapun narasumber yang hadir dari tim Master Trainer Kemenparekraf/Baperekraf dalam kesempatan ini adalah Santi Palupi dari Universitas Podomoro, Kusmayadi dari Poltekpar Sahid dan Nila Krisnawati dari Universitas Swiss German. Materi yang disampaikan kepada seluruh peserta antara lain meliputi materi tentang CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability), Pelayanan Prima, Sadar Wisata, dan Pengembangan Potensi Produk Pariwisata serta EPP (Exploring, Packaging dan Presentation) Produk Wisata. Selain pemaparan materi, dilakukan juga sharing session dari peserta tentang pengalaman masing-masing peserta, diskusi dalam kelompok serta presentasi tentang materi yang telah disampaikan oleh para Master Trainer.

Kegiatan 3 hari ini dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan yang mewajibkan seluruh peserta, narasumber dan panitia untuk mengikuti tes rapid, menjaga jarak fisik dan mengenakan masker selama kegiatan berlangsung.

Sumber berita : https://www.infodesaku.co.id