
Geowisata : Peran Interpreter (Pemandu) dalam Kegiatan Wisata Geologi
Wisatawan
berkualitas tentu menuntut akan perolehan manfaat yang didapat berupa
pengalaman berrkualitas serta wawasan baru yang selama berwisata. Oleh karena
itu, dalam geowisata dituntut adanya pelayanan yang prima, yaitu pelayanan
mampu memenuhi harapan wisatawan akan perolehan pengalaman berharga dan
informasi/edukasi terkait destinasi alam yang dikunjunginya.
Dalam pariwisata geologi, justru gejala alam yang berbahaya bisa menjadi daya tarik, seperti dalam artikel berikut.
Dalam pariwisata geologi, justru gejala alam yang berbahaya bisa menjadi daya tarik, seperti dalam artikel berikut.
Salah
satu langkah yang dapat diwujudkan pengelola geowisata dalam mewujudkan
pelayanan prima kepada wisatawan dengan cara mamenyediakan interpreter-interpreter
atau pemandu wisata khusus yang berkualitas. Trecking, atau pendakian gunung yang dilakukan wisatawan tentu akan
terasa biasa saja tanpa adanya seorang intrepreter yang akan menjelaskan
mengenai kenapa, dan bagaimana batuan atau fenomena alam dalam volcanotrekking terjadi, tentunya dengan
interpretasi ilmiah sehingga dapat menjadi tambahan ilmu bagi wisatawan.
![]() |
Ilustrasi: Seorang interpreter sedang memandu wisatawan |
Ada beberapa point yang perlu diperhatikan dalam inteprestasi
atau memandu wisatawan, diantaranya :
1.
Pemilikan
informasi faktual yang memadai, hasil penelitian ataupun dari sumber tertulis,
maupun dari sumber yang tidak dibukukan, seperti kepercayaan yang tumbuh dalam masyarakat,
persepsi masyarakat tentang sesuatu, serta informasi teknis tentang objek.
2.
Kemampuan
untuk mengungkap kebenaran melalui informasi yang dimiliki.
3.
Pemanfaatan
informasi untuk menunjukkan keterkaitan antara objek yang sedang diinterpretasi
dengan para wisatawan. Keterkaitan ini berbeda untuk kelompok wisatawan yang
berbeda, misalnya antara anak-anak dengan manusia dewasa, atau antara wisatawan
Jepang dengan wisatawan Eropa atau domestik. Mengkaitkan sesuatu yang
ditafsirkan dengan keseharian kelompok wisatawannya
4.
Kemampuan
untuk membujuk agar wisatawan menjadi tertarik, melalui keterampilan dan media
komunikasi untuk menarik perhatian. Interpreter harus memiliki pemahaman
tentang ketertarikan (interest) wisatawan.
5.
Menyampaikan
penafsiran secara utuh, tidak memberikan kesan bahwa kita hanya sekedar tahu
tetapi paham betul tentang apa yang sedang ditafsirkan.
Beberapa
pedoman bagi seorang interpreter geowisata diantaranya :
1.
Ikutilah
perkembangan berita terkini baik berita lokal maupun global, termasuk berita-berita
isu lingkungan.
2.
Bawalah
selalu peralatan interpreteran seperti buku catatan lapangan, buku referensi,
P3K dan lain-lain.
3.
Berilah
motivasi pada wisatawan tentang pentingnya isu-isu lingkungan, baik secara
lokal maupun global, dengan demikian kunjungan ke tempat wisata alam (eco-site)
menjadi batu loncatan terhadap upaya konservasi dan berpikir rasional dalam
memanfaatkan sumber daya alam, baik di dalam maupun di luar.
4.
Membantu
memantau dampak-dampak terhadap lingkungan, termasuk kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan wisata.
5.
Meningkatkan
teknik interpreter dan pengetahuan umum. Sebagai contoh, setiap bulan
memberikan laporan resmi pada organisasinya masing-masing berkaitan dengan
perkembangan subyek di lapangan.
6.
Jangan
ragu-ragu untuk menengahi atau memberi tahu dengan sopan dan baik apabila
terlihat wisatawan melakukan interaksi dengan alam/objek yang bersifat
merusak/mengganggu untuk mencegah dampak yang lebih besar.
7.
Belajarlah
untuk berkata “saya tidak tahu” . Hal yang lebih penting adalah bukan hanya
seberapa banyak yang diketahui, tetapi seberapa baiknya interpreter menyampaikan
informasi pada wisatawan.
8.
Jangan
terlalu muluk berjanji pada wisatawan. Sebagai contoh, hari ini kita bisa
melihat lumba-lumba, atau kita akan melihat penyu, atau satwa lain di
habitatnya, karena fenomena alam itu tidak passti.
9.
Pakailah
perasaan dan berbuatlah jujur.
10.
Interpreter
adalah pemimpin dan model panutan. Sebagai contoh, jika interpreter tidak
membuang sampah sembarangan, mungkin wisatawan pun akan menirunya dan mencoba
menghargai alam.
11.
Berilah
pujian atau penghargaan dengan tulus daripada hanya berkata basa-basi.
Hal-hal
yang dapat diinterpretasikan oleh interpreter saat sedang menjalankan tour
edukasi di destinasi geowisata :
1.
Menjelaskan
suasana , bentang alam dan lokasi yang dijadikan destinasi geowisata, beserta
proses terbentuknya bentang alam, unsur-unsur pembentunya atau manfaatnya bagi
kehidupan dan lain sebagainya.
2.
Ekosistem
alam, hewan tumbuhan dan sebagainya (fungsi, peran, ancaman terhadap habitat
dan populasinya).
3.
Menumbuhkan
rasa empati wisatwan, misalnya jika manusia berada dalam kondisi atau situasi
ancaman dan kehancuran seperti pada adanya bencanadi taman geologi yang sedang
dikunjungi.
4.
Mengajukan
pertanyaan yang bersifat memancing wisatawan, contohnya :“Bagaimana sikap kita dalam melestarikan warisan geologi ini?”
Tingkatan
penyampaian pesan kepada wisatawan juga perlu menjadi perhatian seorang
intepreter, tingkat penyampaian pesan meliputi :
1.
Tingkat
pendekatan, lakukan aktivitas untuk menarik perhatian wisatawan, salah satunya
adalah dengan perkenalan, diskusi, atau permainan.
2.
Tingkat
pengalaman, ajaklah wisatawan untuk merasakan ke lima indera perasa. Contohnya
adalah mempersilahkan wisatawan untuk mengamati dan menikmati keindahan batuan
gunung berapi.
3.
Tingkat
menemukan dan tertarik, pengujung sadar akan sesuatu. Salah satu caranya adalah
bertanya pada mereka.
4.
Tingkat
Interpretasi, seorang interpreter harus menjawab pertanyaan dengan ilmu
pengetahuan dan informasi yang ada. Interpreter memberikan pengalaman yang
berkesan kepada wisatawan, sehingga pengalaman itu tertanam dalam pikiran wisatawan.
5.
Tingkat
Pengembangan, bila setelah program wisatawan merubah pola hidupnya, maka itu
berarti seorang interpreter telah melakukan interpretasi dengan hebat. “Mereka
memahami bahwa batuan dan harus
dilindungi dan dilestarikan, mengingat besar fungsi dan manfaatnya bagi
kehidupan’’.
Kesimpulan
dapat diambil bahwa : “Interpreter wisata memiliki peran yang sangat vital bagi
kepuasan dan pengalaman berkunjung wisatawan, menjaga keselamatan wisatawan
dari faktor risiko alam dan kecelakaan, serta berkewajiban dalam menumbuhkan
kesadaran wisatawan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan alam.”