Wednesday, June 12, 2019

Exsistensi Wisata Seks di Yogyakarta

Yogyakarta sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama (pusat pariwisata Indonesia bagian tengah) dikenal memiliki potensi budaya dengan adat-istiadat yang unik dan keindahan alamnya yang mempesona. Belakangan ini Yogyakarta mengalami peningkatan kunjungan wisatawan, terbukti dari meningkatnya arus kunjungan langsung wisatawan mancanegara ke Yogyakarta dari tahun ke tahun.

Tetapi sayangnya, kebanyakan wisatawan asing datang ke Yogyakarta selain untuk menikmati obyek wisata, kebanyakan dari mereka juga memilih wisata sex ke Yogyakarta dengan memilih segmen pelaku sex adalah mahasiswi mahasiswi pendatang yang hidup kos, kontrakan yang mengejar gaya hidup prestige atau high class.
penelitian wisata seks
Foto hanya ilustrasi di www.google.co.id

Latar belakang masalah tersebut mendasari penulis untuk menggali lebih dalam tentang faktor yang mendasari tren wisatawan asing melakukan wisata sex di Yogyakarta, bagaimana pekerja sex yang nota bene mahasiswi dari perguruan tinggi di Yogyakarta bisa terjun ke dunia hitam dan menyembunyikan diri sebagai lady escort dan bagaimana mereka bersosialisasi dengan sekitar. Tidak hanya mahasiswi tetapi banyak juga pekerja sex yang masih muda – muda usianya dari luar kota Yogyakarta datang ke Yogyakarta hanya untuk berlomba – lomba menggaet wisatawan manacanegara demi pundi – pundi rupiah.

Ada delapan tipe pekerja Sex yang dikemukakan oleh Reckless seorang kriminologi dari Amerika, diantaranya: Profesional prostitute, Occusional Prostitute, One-man Prostitute, Promiscuos adulteress, Adulteress with one-man, Promiscuos untattathed, Unconvensional, dan Doubiful.Dari kedelapan tipe pekerja Sex tersebut yang paling berkembang di yogyakarta berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah tipe pekerja sex professional prostitute (orang yang kerjanya hanya sebagai pekerja sex). 
penelitian wisata seks
Foto hanya ilustrasi di www.google.co.id
Terjadinya praktek pelacuran ini karena sebagian masyarakat mengontrakkan rumah atau menyewakan Kos kepada pendatang. Tentu hal ini memberikan kesempatan pada mereka berkiprah di dunia seks yang professional. Karena daerah yogyakarta adalah daerah wisata, tentunya kebutuhan akan seks merupakan kebutuhan (need) wisatawan yang dikenal dalam dunia pariwisata dengan sebutan four “s” : sea (laut), sun (matahari), send (pasir yang bersih), dan sex (kepuasan biologis). 

Pada kenyataannya wisatawan yang tinggal di Hotel sekalipun memerlukan dan mencari pekerja sex dengan cara panggilan yang diantar taxi ke hotel-hotel. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya taxi parkir di ruas jalan Babarsari, sarkem yang setelah kami telusuri juga dimanfaatkan sebagai standby jasa panggilan penghantar pelacur. Serta ada juga pekerja sex yang diantarkan dengan sepada motor ke hotel oleh pegawai hotel setempat yang khusus ditugaskan sebagai tukang hantar. Nampaknya makin tahun pekerja sex dapat berkiprah dan berkembang di kawasan Babarsari dan sarkem, karena kesehariannya sebagian masyarakat pendukung aktivitas pekerja sex, terutama yang mengontrakkan rumah, dan menyewakan kos. Namun sebagian masyarakat juga ada yang protes keberadaan pekerja sex tersebut, walaupun masih dalam tataran wacana saja. Hal inilah yang kemudian menjadi dilematis masyarakar Yogyakarta yang kini samar - samar, apakah menjaga nama baik lingkungan setempat atau justru melestarikan adanya lokalisasi yang menguntungkan. 

Disamping tipe pekerja Sex professional, berdasarkan pengamatan peneliti, juga ditemukan berkembang tipe pekerja sex Occusional prostitute atau pekerja sex yang mempunyai pekerjaan tertentu, tetapi sewaktu-waktu menggunakan kesempatan bekerja sex). Hal ini Nampak dari para wanita karyawan kafe, pegawai salon kecantikan, serta pegawai SPA bahkan mahasiswi yang kerap melacurkan diri. Walaupun tidak semuanya menekuni profesi pekerja sex, namun dari data yang dihimpun dan diprosentasekan hampir 80% pegawai kafe, salon, dan SPA di wilayah Babarsari melacurkan diri pada waktu tertentu.

Cara Beroperasi Pekerja Sex Mahasiswi Kampus Ternama Cara Beroperasi Pekerja Sex yang juga tercatat sebagai Mahasiswi suatu Universitas. Segmentasi pasar mereka adalah para Wisatawan asing dari jepang, cina dan tidak sedikit pula wisatawan local yang datang ke Yogyakarta untuk keperluan kerja. Sebut saja salah satu sumber penulis bernama Aulia yang tercatat mahasiswi salah satu kampus bonafit dikawasan babarsari, Aulia menuturkan mulai dari terjun ke dunia hitam ini dan apa motivasinya serta tamu wisatawan mana yang sering jadi langganan nya. Aulia menuturkan sering mendapat order menemani tamu One night Stand atau sering disebut menemani tamu menginap. Untuk tariff yang dia patok ke tamu sebesar Rp. 2 sampai 3 Juta semalam, dari tariff itu dipotong Rp. 200 ribu untuk komisi dari Travel agent ataupun perantara ( germo). Menurut Aulia, tamu tamu dari jepang lebih royal dalam membei tips. “ satu tamu ada yang ngasih Rp. 500 ribu ada juga yang 1 juta tergantung mereka puas dengan pelayanan kita atau keramahan kita” ujar Aulia. 

Beda Aulia, beda lagi dengan Anggita yang masih muda belia masih tercatat sebagai siswi salah satu Sekolah di seputaran babarsari. Dia khusus melayani tamu – tamu luar negri dari inggris. Cara kerja anggita tidak jauh beda dengan Aulia, anggita bekerja sama dengan Guide atau pemandu turis yang bekerja ditravel agent. Saat penulis bertanya kepada Anggita bagaimana mengatur jam sekolah dengan pekerjaan nya, Anggita mengutarakan kalau dirinya hanya menerima bookingan khusus sore menjelang malam itupun dibatasin sampai jam 10 malam agar orang tua tidak curiga. Tariff yang dikenakan cukup fantastis bekisar 3- 5 juta karena service yang diberikan Anggita adalah full service dan usia Anggita masih belia itu yang menjadikan dirinya mematok tariff yang fantastis.

geowisata
                                                        Sinopsis Buku Geowisata disini

Mengenai tempat dimana biasanya menerima tamu adalah di kos teman, di hotel dimana tamu wisatawan asing itu menginap. “ kadang ada juga turis dari inggris yang datang secara group atau kelompok, aku harus cari teman untuk menemani mereka karena aku ga mau melayani tamu lebih dari 1 mas” ujar Anggita dengan polos. Yang lebih membuat terperangah adalah pengakuan Putri mahasiswi yang hobi clubbing di seputaran Jalan Magelang ini menuturkan dirinya sering menerima tamu di kontrakan nya seputaran babarsari. Putri tidak mematok segmentasi pasar turis yang Pariwisata, dirinya kehendaki yang penting ada income untuk mencukupi kebutuhan nya karena dirinya menyadari gaya hidupnya yang termasuk mahasiswi mewah. Cara Putri mendapatkan tamu adalah dengan mengunjungi Hotel berbintang untuk berenang disana yang notabene banyak wisatawan Asing nya. Selain itu juga Putri tiap malam mengunjungi tempat clubbing yang sering digunakan untuk melepas capek para wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta untuk menikmati kehidupan malam di kota Yogyakarta ini. Tarif yang dipatok Putri adalah 2,5 juta short time yaitu bekisar 2 jam pelayanan dalam sekali bookingan. “ada juga tamu yang nagajak ke negaranya untuk dijadikan istri tapi saya menolak mas takut” jelas Putri. 

Di sarkem terkenal dengan lokalisasi, di tempat ini sangat terbuka dan transaksi sex disini ada 2 cara yaitu : tamu datanglangsung ke Sarkem dan hubungan sex ini berlangsung di kamar kamar sarkem dan cara kedua adalah tamu hotel menyuruh pihak hotel untuk membooking kan perempuan sesuai criteria yang diinginkan oleh tamu tersebut. Penulis juga sempat melakukan wawancara dengan Tamu dari Jepang Mr. Tanaka Otto, Mr. Tanaka mengemukakan alasan dia berkunjung ke Yogyakarta selain untuk liburan dia juga penasaran dengan kehidupan Sex di Yogyakarta karena ada teman Tanaka San yang memberi tahu ke tanaka san jika belum melakukan wisata sex di Yogya maka belum bisa dikatakan ke Yogyakarta. Tanaka san biasanya berkunjung Ke Yogyakarta 6 bulan sekali dan selalu mampir ke Penampungan Pekerja sex di seputaran Babrsari dan janti. Kriteria Tanaka San adalah perempuan yang masih muda dan bersih. Kadang Tanaka San booking langsung 2 perempuan karena Tanaka san mengakui ada kepuasan sex tersendiri dengan membooking 2 perempuan bagi dia adalah prestige dan kepuasan kalau booking 2 perempuan. 

Untuk menyeimbangkan data penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa Guide atau pemandu wisata di Yogyakarta. Sebut saja Eko ( nama disamarkan ) menjelaskan kepada penulis jika dia sedang memandu Tamu group ataupun individu dari jepang, eropapastimereka meminta kepada eko untuk mencarikan atau singgah ketempat tempat yang menyediakan perempuan – perempuan muda untuk di booking. Biasanya eko langsung menuju ketempat karaoke yang berada diseputaran babarsari, janti, seturan atau langsung menuju ke jalan malioboro dekat dengan stasiun Tugu Yogyakarta untuk bertemu Mami ( panggilan germo perempuan ) untuk menunjukan koleksi perempuan perempuan yang akan ditunjukan kepada tamu tamu yang dibawa oleh eko tersebut. Setelah dirasa cocok, maka perempuan perempuan itu di boyong ke hotel dimana tamu tamu eko menginap. Tetapi jika tamu iti melakukan perjalanan hanya sekedar transit dan tidak menginap maka tamu tersebut melakukan hubungan sexual di tempat penampungan itu. 

Konflik Sosial
penelitian wisata seks yogyakarta
Foto hanya ilustrasi di www.google.co.id
Didaerah Seturan dan babarsari, pengelola kos sekarang mewajibkan untuk tidak menerima tamu laki laki kedalam kamar kos perempuan untuk mencegah adanya praktek prostitusi terselubung didalam kos yang dikelolanya. Akan tetapi banyak pengelola kos ( induk semang ) yang berada atau tinggal didalam kos itu. 

Dengan tidak adanya induk semang didalam kos memudahkan praktek prostitusi dikawasan ini. dan telah menjadi rahasia umum kalau pekerja sex itu harus menyetor sejumlah uang kepada oknum aparat agar tidak terkena sanksi dan hukuman. Hal ini juga berlaku di kawasan lokalisasi sarkem, para pekerja sex di lokalisasi ini harus menyetor sejumlah Pariwisata, uang kepada aparat dan pengelola lokalisasi ini agar aman. Padahal masyarakat sekitar merasa kurang nyaman dengan keadaan ini tetapi tidak bisa berbuat banyak padahal masyarakat juga mempunyai anak dibawah umur yang bisa menjadikan pendidikan buruk bagi anak anak tersebut. Ini yang menjadikan dilemma dimasyarakat, di satu sisi ini menjadi penyakit masyarakat tetapi disisi lain ini sebagai penyumbang pendapatan. Tetapi pemerintah kurang aktif dalam memerangi penyakit masyarakat ini. 

Berdasarkan Pembahasan mengenai Praktek prostitusi dan pengaruh Kunjungan Wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta telah terjadi pergeseran trend minat kunjungan wisatawan asing datang ke Yogyakarta. 

Ini bisa disimpulkan dari wawancara penulis dengan nara sumber baik dari pekerja sex komersial sebagai Produsen, Wisatawan asing sebagai Konsumen atau penikmat dan nara sumber yang lain adalah Guide atau pemandu wisata travel agent di Yogyakarta. Fakta yang tidak bisa dipungkiri bahwa wisata sex juga menjadi penentu minat wisatawan datang ke suatu tempat tujuan atau destinasi pariwisata akan tetapi tidak sedikit juga masyarakat juga merasa jengah dengan adanya praktek prostitusi yang terselubung atau yang terang – terangan. 

Yang paling memperhatinkan adalah masih banyak pekerja sex yang dibawah umur ataupun yang berfrofesi sebagai mahasiswi yang notabenya berasa dari kalangan berpendidikan. Disamping menjadikan polemik dikalangan masyarakat, tidak dipungkiri prostitusi masih menjadi bagian dari pariwisata. Hal ini seharusnya perlu penanganan serius dari berbagai pihak terutama pemerintah daerah untuk menghasilkan solusi yang terbaik serta adil, masyarakat juga harus pro aktif dalam masalah ini.

Apa tipe dan jenis kepribadian Anda, dan profesi apa yang cocok untuk Anda, baca artikelnya disini

Sumber
Artikel ini ditulis berdasarkan hasil riset original Erlangga Brahmanto
Dosen Universitas Bina Sarana Informatika

Sumber otentik klik nama author

No comments:
Write komentar