
Membangun UMKM Melalui Kolaborasi: Pelatihan Pemasaran Produk Wedang Uwuh dan Olahan Talas
![]() |
Foto Bersama Peserta Pelatihan dan Mahasiswa KKN STP AMPTA |
![]() |
Merupakan media untuk berbagi informasi, konsultasi, belajar dan diskusi terkait pengembangan kepariwisataan Indonesia
![]() |
Foto Bersama Peserta Pelatihan dan Mahasiswa KKN STP AMPTA |
![]() |
Pada hari Minggu, 22 Oktober 2023, para mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mereka dengan melakukan aksi bersih-bersih di padukuhan Kunden, kalurahan Jogotirto, Berbah Sleman. Namun, yang membuatnya lebih menarik adalah fokus mereka, yaitu kawasan wisata Candi Abang.
Candi Abang bukan hanya sebuah situs warisan purbakala yang indah, tapi juga menawarkan pemandangan yang menakjubkan dari puncak perbukitan. Meskipun memiliki potensi besar sebagai lokasi wisata yang menarik, Candi Abang menghadapi masalah serius dalam hal kebersihan.
Kegiatan bersih-bersih dimulai dari parkiran dan meluas hingga ke lokasi situs Candi Abang, yang terletak sekitar 700 meter di jalan berbatu putih. Sampah juga dibersihkan di sekitar situs Candi Abang, memberikan tempat ini kesan yang lebih bersih dan menyenangkan bagi para wisatawan.
Kepala LPPM Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) AMPTA Yogyakarta, Hary Hermawan, menjelaskan bahwa program ini merupakan inisiatif dari kelompok KKN STP AMPTA. Mereka bekerja sama dengan Forum Lingkungan Hidup (FLH) Berbah, Komunitas Konco Dolan, dan Ikatan Muda Mudi Candi Abang (IMCA) untuk merealisasikan aksi bersih ini.
Semoga aksi bersih ini tidak hanya memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar Candi Abang, tetapi juga pada pengalaman keseluruhan wisatawan yang datang. Kebersihan adalah salah satu aspek terpenting dalam menarik wisatawan, dan dengan langkah-langkah seperti ini, kita dapat membuat wisata lebih berkesan dan lestari.
Dalam waktu dekat, sampah yang berhasil dikumpulkan akan dikelola oleh FLH Berbah, sehingga Candi Abang akan tetap terbebas dari sampah dan mempesonakan bagi semua yang mengunjunginya. Kita semua memiliki peran dalam menjaga kebersihan lingkungan dan keindahan situs bersejarah kita. Ayo bergerak bersama untuk melestarikan warisan budaya kita!
Tim PKM Bersama Pengelola dan Tokoh Masyarakat Setempat |
Komitmen Kerjasama El Farm dan STP AMPTA |
![]() |
Peserta Kegiatan PKM di El Farm |
Kalurahan Jogotirto kapanewon Berbah kabupaten Sleman merupakan wilayah persawahan yang subur dengan hasil pertanian yang memadai memberi kenyamanan kesejahteraan bagi warganya. Namun dibalik bentangan sawah menghijau ternyata Kelurahan Jogotirto menyimpan pesona destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Ada Lava Bantal, situs Candi Abang dan situs Goa Sentono merupakan petilasan era Hindu Buda pembangunannya sekitar abad ke 7, gua jepang sebagai tempat pertahanan dan gudang amunisi saat penjajahan Jepang, Gunung suru yang secara mistis diyakini sebagai istana tuyul, juga ada monumen UFO yang diakui dunia satu satunya yang ada di Indonesia karena pada awal tahun 2011 terbentuk crop circle di persawahan yang diyakini merupakan jejak pesawat UFO.
Selain wisata alam tersebut banyak kreativitas dari masyarakat yang layak untuk dikunjungi seperti Peternakan kambing EL Farm, kerajinan batik tulis dan cap, sentra budidaya Jambu Dalhari, juga ada pengolahan residu sampah plastik menjadi BBM.
Harapannya wisatawan selain berwisata bisa sambil belajar berbagai hal sesuai minat keinginannya.
Untuk mengemas rangkaian kegiatan wisata tersebut Management Konco Dolan Eduwisata Jogotirto menyelenggarakan pelatihan pemandu wisata yg diselenggarakan pada hari Minggu 21 Mei 2023 berempat di pendopo EL Farm Konden, Jogotirto, Berbah, Sleman.
Adapun pemateri dari dosen Universitas Terbuka dan dosen AMPTA Yogyakarta.
Dalam sambutan nya Mas Nono Karsono menyampaikan bahwa berwisata itu biasanya hanya berkunjung melihat obyek wisata kulineran, membeli cinderamarta pulang. Tapi di Jogotirto dipersiapkan spot untuk wisatawan bisa berkunjung dan belajar berbagai hal. "Konsep penggabungan wisata dan belajar sesuatu hal disebut Eduwisata" Jelas mas Nono.
Dhimas Setyo Nugroho, S.Par, M.M yang juga merupakan dosen program Studi Pariwisata Universitas Terbuka dalam pemaparannya menyampaikan bahwa pengembangan daerah tujuan wisata perlu dipersiapkan dari awal berbagai aspek baik fisik maupun mental spirit pelaku usaha pariwisata yang saling berkait sehingga akan terbentuk sebuah ekosistem pariwisata yang kompak, kokoh, indah dan menarik.
Pada akhirnya wisatawan merasa senang, nyaman serta mendapatkan pengalaman ilmu baru yang berkesan.
"Harapannya mereka akan berkunjung kembali dan mengajak pelanggan baru tanpa kita promosi sendiri secara langsung" Kata Dhimas.
Juga pengembangan pariwisata harus berdasarkan konsep sapta pesona Aman, Tertib, Bersih, sejuk, Indah, Ramah Tamah, Kenangan.
"Dengan berpedoman konsep sapta pesona tersebut pengembangan destinasi wisata bisa bagus langgeng" Tambahnya.
Sedangkan Suyatno, S.IP, M.Si dosen program Ilmu Pemerintahan Universitas Terbuka menyampaikan bahwa pariwisata sangat bisa dikaitkan dengan berbagai bentuk kegiatan usaha seperti peternakan kambing EL Farm, bisa sebagai salah satu daya tarik wisatawan untuk bisa menimba ilmu tentang cara berternak serta management pengelolaan ternak kambing.
"Bila potensi ternak kambing dikelola dengan management pariwisata akan dapat mendatangkan wisatawan nantinya bisa menambah pemasukan peternak dan memberi manfaat kepada warga sekitarnya"
Sependapat dengan pemateri sebelumnya Hary Hermawan. S.Par, M.M pemerhati pariwisata sekaligus dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA menyatakan bahwa untuk membangun sebuah pariwisata haruslah memahami esensi pariwisata dengan cara mengidentifikasi semua potensi daya tarik wisata dan mengemas semua potensi secara baik sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung pulang membawa kenangan serta ilmu yang bermanfaat.
Dan juga sebutkan bahwa ilmu pariwisata itu cakupannya sangat luas multi dimensi sehingga pengelolaan pariwisata juga harus melibatkan berbagai disiplin ilmu lintas sektoral.
"Fenomena Pariwisata adalah sangat dinamis sehingga tidak bisa hanya dipelajari secara teoritis saja harus langsung dipraktekkan di lapangan, pemandu harus cepat tanggap apa yang terjadi dilapangan bila ada kendala bisa cepat menemukan solusi".
Seusai mendapatkan teori tentang dasar pariwisata semua peserta terjun langsung praktek di lapangan memandu tamu menuju spot yang sudah di tentukan.
Kali ini ada tiga spot kunjungan sentra jambu air Dalhari krasaan, perajin batik Paksi. Id project di Karongan, juga tempat pengolahan residu sampah plastik di Rejosari residu plastik dibuat menjadi aneka kerajinan juga ada alat khusus yang bisa mengolah plastik menjadi BBM dan bahan bangunan.
(Kusnadi, KIM Berbah: Artikel otentik disini)
Hari ini kami bersama anak-anak didik berkunjung ke Eduwisata Desa Jogotirto untuk kuliah lapangan memahami esensi pariwisata di lapangan, kemudian berinteraksi dengan kesederhanaan para pelaku wisata disini, serta mendalami fenomena-fenomena wisata terkini di lapangan.
Disini kami bertemu peternak yang mampu menyulap kandang ternak kambing menjadi destinasi wisata, perajin batik warna alam dan ecoprint, serta berkunjung langsung ke Agrowisata Jambu Dalhari. Serta paling luar biasa, ternyata sudah ada warga masyarakat Jogotirto yang mampu membuat Bahan Bakar Minyak (BBM) dari sampah. Termasuk mengubah olahan sampah menjadi bahan bangunan dan berbagai kerajinan.
Disini, keindahan alam serta eksotisme sejarah Candi Abang, Goa Sentono, Goa Jepang menarik untuk didalami. Termasuk Fenomena Lava Bantal yang unik juga memenuhi rasa penasaran kami. Kemudian, tidak kalah menarik adalah menilik mitos Gunung Istana Tuyul yang syarat dengan misteri serta sempat viral di internet.
Begitulah cerita singkat tentang perjalanan kami menyusuri potensi wisata di Desa Jogotirto. BTW, kok namanya Jogotirto ya?
Sebagai penutup, "Ilmu Pariwisata itu cakupannya sangat luas karena multidisiplin, pengelolaannya juga harus lintas sektor, serta fenomenanya sangat dinamis, sehingga ilmu pariwisata tidak cukup hanya dipahami di ruang-ruang kelas."
Kemandirian masyarakat tidak hanya bisa digaung-gaungkan tanpa praktik dalam dunia nyata. Pengolahan dan pengelolaan potensi di daerah pun tidak semata hanya dilakukan dengan jentikan jari. Begitu pula pengelolaan Desa Wisata yang harus dilakukan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
Program kemandirian
masyarakat diadakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta dalam ranah
Pengembangan Strategi Marketing UMKM & Atraksi Wisata Desa Wisata Tepus
Gunungkidul. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dr. Ayu Helena Cornellia, B.A.,
M.Si sebagai Ketua Tim Pengusul dan Hary Hermawan, S.Par., M.M. sebagai anggota
pelaksana. Kegiatan
ini merupakan aktualisasi dari dana Insentif
Pengabdian Masyarakat Terintegrasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka Tahun 2022.
![]() |
Ibu Nurul selaku Narasumber Sedang Menyampaikan Materi Digital Marketing |
Program Kemandirian Masyarakat ini dilaksanakan pada Minggu, 18 Desember 2022 tepatnya di Balai Kalurahan Tepus, Desa Wisata Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini dibuka oleh Lurah Desa Tepus Bapak Hendro Pratopo, S.IP. Peserta dalam kegiatan pelatihan digital marketing Desa Wisata Tepus diikuti oleh 60 orang yang terdiri dari Pengelola Desa Wisata dan juga masyarakat sekitar pelaku UMKM.
Program kemandirian
masyarakat ini berfokus pada pengembangan pariwisata dengan memberikan
pelatihan dan pengarahan sumber daya manusia yang dimiliki untuk dapat
memanfaatkan media sosial. Pemanfaatan media sosial ini berguna untuk
menyebarluaskan informasi mengenai Desa Wisata Tepus Gunungkidul dengan lebih
cepat dan lebih mudah. Penyampaian materi terkait dengan penggunaan media
sosial untuk branding dan marketing dilakukan oleh Nurul Pikroh, S.I.Kom., M.M sebagai narasumber.
Selain penggunaan media
sosial sebagai branding, penerapan manajemen
pemasaran produk (digital marketing) juga
disampaikan untuk menentukan dan menerapkan startegi pemasaran yang sesuai
sebagai strategi promosi. Guna menghidupkan diskusi dan pelatihan digital marketing agar sesuai dengan
praktiknya, peserta bersama narasumber langsung terjun ke lapangan untuk
meninjau UMKM Batik, Pathilo, Perak, dan lain-lain sebagai bentuk pelatihan dan
pemahaman terhadap kegiatan branding dan
juga packaging produk-produk UMKM.
Harapannya, dengan diadakan pelatihan digital marketing dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam mengelola potensi desa wisata mereka sehingga
tercapailah branding yang maksimal
untuk mendatangkan dan memperkenalkan Desa Wisata Tepus ke khalayak umum.
![]() |
Peserta Pelatihan Digital Marketing di Tepus |
Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta mengadakan pelatihan digital marketing pada hari Sabtu tanggal 19 Desember dan Senin tanggal 19 Desember 2022. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan dana insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) skema Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM) tahun 2022 senilai Rp 50.000.000,- yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Tim pelaksana pengabdian masyarakat adalah Hary Hermawan, S.Par., M.M selaku ketua pelaksana sekaligus kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STP AMPTA. Hamdan Anwari, S.Pd., M.Pd.B.I dosen STP AMPTA selaku anggota pertama. Dhimas Setyo Nugroho S.Par., M.M., dosen Universitas Terbuka selaku anggota kedua. Pelaksanaan pengabdian masyarakat terintegrasi MBKM ini juga didukung oleh tim pelaksana mahasiswa yaitu: Agnestasya Monica Putri Hendrajaya, Nadita Eka Chandrawati, Pitta Theresia br Girsang.
![]() |
Pelatihan Digital Marketing di Desa Wisata Garongan, Wonokerto |
![]() |
Narasumber Menyampaikan Materi |
Pelatihan digital marketing ini merupakan salah satu program kerja unggulan dalam rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang sebelumnya telah dimulai STP AMPTA sejak 11 Desember 2022. Adapun target peserta pada kegiatan ini adalah para pelaku desa wisata khususnya Pengelola Desa Wisata Garongan di Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tema “Pengembangan Produk dan
Pemasaran Desa Wisata Digital” dipilih oleh Hary Hermawan dan tim karena
melihat masih lemahnya penerapan pemasaran digital yang dilakukan pengelola
desa wisata di Sleman. Padahal pemanfaatan digital marketing terutama melalui
media sosial saat ini sangat penting.
Menurut Hary, “Kurangnya kemampuan SDM dalam
pemasaran digital membuat desa wisata kurang kompetitif dalam memasarkan produknya
jika dibandingkan dengan perusahaan besar seperti PT, karena perusahaan besar biasanya
sudah menjalankan promosi digital melalui media sosial yang telah dikelola secara
profesional.”
Sesi pertama pelatihan pada hari Sabtu 17
Desember 2022 menghadirkan dua narasumber ahli dari kalangan praktisi yaitu Bapak
Albertus Indratno, S.E dari Nemaste Inti Media sebagai pemateri pelatihan pembuatan
konten promosi digital pada media sosial instagram dan facebook serta Ibu Desi
Deria Cempaka Wijaya Murti, Ph.D dari Travelxism yang mengulas materi mengenai Pelatihan
Pembuatan Konten Vlog untuk Media Promosi Tiktok.
Selanjutnya pada sesi kedua, Senin 19
Desember 2022 peserta diberikan materi pelatihan segar lainnya tidak kalah
menarik. menghadirkan Kembali Bapak Albertus Indratno, S.E dengan materi pelatihan
optimalisasi media youtube dalam pembuatan konten promosi digital. Pada sesi
kedua dilanjutkan pemaparan oleh Bapak Robertus S, M.Kom yang mengupas mengenai
optimalisasi landing page dan pemanfaatan iklan berbayar dalam pemasaran desa
wisata.
Dalam sambutannya, Riyanto Sulistyo Budi
selaku Lurah Kalurahan Wonokerto menyambut baik program-program kerjasama STP
AMPTA dengan Pemerintah Kalurahan Wonokerto yang telah berlangsung sejak tahun 2020
dalam hal pengembangan desa wisata Lebih lanjut, Riyanto berharap STP AMPTA
tetap bersedia mendampingi pengembangan pariwisata di wilayah Kalurahan
Wonokerto yang menjadi salah satu kalurahan yang mengandalkan ekonominya dari sektor
pariwisata.
Sedangkan Agus Sugiarto selaku Ketua Pokdarwis Wonokerto menceritakan pengalaman selama mengikuti pelatihan digital marketing. “Digital marketing dan pemanfaatan media sosial merupakan hal yang cukup baru bagi kami. Namun kami merasa semua materi yang disampaikan dalam pelatihan ini sangat sesuai pada kondisi saat ini dan tentunya semua kegiatan ini bermanfaat bagi kami pelaku wisata.Kami akan menindaklanjuti hasil pelatihan ini dengan mencoba membuat akun Tiktok Desa Wisata Garongan.”
Dalam rangkaian program pengabdian masyarakat bertema pengembangan produk dan pemasaran desa wisata digital ini tim STP AMPTA juga telah melaksanakan program-progam pengabdian lainnya yang difokuskan di Desa Wisata Garongan diantara yang telah berjalan adalah : (1) Fasilitasi pembuatan video company profile dan vlog desa wisata garongan; (2) Fasilitasi dan pendampingan dalam pembuatan website dan landing page Desa Wisata Garongan; (3) Fasilitasi dan pendampingan dalam pembuatan konten promosi instagram dan facebook; (4) Pembuatan ebook paket wisata dan lain-lain.
![]() |
Foto Bersama Peserta di Hari Kedua 19 Desember 2022 |
![]() |
Bonus |