Wednesday, August 28, 2019

Jenis-jenis Metode Penelitian yang Sering Digunakan dalam Bidang Ilmu Kepariwisataan

Telah disinggung pada pembahasan sebelumnya bahwa pariwisata sebagai bidang bisnis yang dioperasionalkan dengan ilmu terapan seringkali disertai berbagai masalah yang cukup kompleks. Oleh karena itu, pendekatan dalam riset kepariwisataan juga dapat beraneka ragam.
Secara umum, jenis-jenis penelitian dalam bidang kepariwisataan dapat diklasifikasikan menurut tujuan dan tingkat kealamiahanya atau sering disebut natural setting. Bedasarkan tujuanya, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi metode penelitian dasar (basic research), metode penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan (research and development) (Sugiyono, 2011).

Jenis-jenis Metode Penelitian

Membedakan penelitian berdasarkan tujuanya, sangat sulit memisahkan mana penelitian dasar dan mana yang termasuk jenis penelitian terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Jika penelitian dasar berkaitan dengan penemuan dan pengembangan ilmu. Setelah ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian terapan (Gay, 1977).
Berbeda dengan pendapat, Suriasuantri (1985) dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu memaknai penelitian dasar (murni) sebagai penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan dimaknai sebagai penelitian yang ditujukan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
Sedangkan penelitian pengembangan dapat dimaknai sebagai kegiatan penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pembelajaran. Penelitian dan pengembangan bisa dikatakan sebagai jembatan yang mempertemukan penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar untuk menemukan pengetahuan baru dan penelitian terapan sebagai media untuk menemukan pengetahuan yang secara praktik dapat diaplikasikan.
Membedakan metode penelitian menurut tingkat kealamiahan seringkali dibagi kedalam dua bentuk, yaitu penelitian natularlistik dan penelitian perlakuan (experiment). Metode penelitian naturalistik digunakan untuk meneliti pada latar alamiah, seringkali merupakan penelitian kualitatif, dalam penelitian naturalistik peneliti tidak membuat perlakuan pada objek atau subjek penelitian, peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasar pada pandangan data, bukan pandangan peneliti. Sedangkan penelitian perlakuan dapat dikatakan sebagai penelitian yang sangat tidak alamiah, biasa dilakukan pada penelitian eksperimen, penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari atau melihat efek atau pengaruh dari treatment atau perlakuan tertentu (Sugiyono, 2011).
Selengkapnya tentang jenis penelitian dilustrasikan dalam skema berikut :
Jenis-jenis Metode Penelitian
Klasifikasi penelitian berdasarkan tujuan, karakteristik masalah dan sifat data, sumber: Santoso & Hermawan (2019)
Pembahasan riset pariwisata selanjutnya, klik disini

Artikel lengkap dapat di download di https://doi.org/10.31227/osf.io/fcnzh 

Pengertian Metode Penelitian serta Perannya dalam Riset Pariwisata

Riset atau penelitian merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk menyelidiki sebuah keadaan dari, sebuah alasan dari, beserta konsekuensi-konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus, bisa sebuah feomena atau variabel (Nazir, 2003). Oleh karena itu, metode penelitian dapat dimaknai secara sederhana sebagai sebuah cara untuk melakukan riset atau penelitian. 

Lebih lanjut, Sugiyono (2011) menjelaskan metode penelitian sebagai sebuah cara ilmiah dalam mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dirumuskan empat kata kunci yaitu : cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. 

Data yang diperoleh dalam penelitian ilmiah merupakan data yang empiris, yaitu data yang dapat diamati, tentu wajib memiliki tingkat kevalidan yang tinggi. Valid secara sederhana dapat dimaknai sebagai derajad ketepatan, sehingga data yang dikumpulkan peneliti betul sesungguhnya terjadi di objek penelitian. “Misalkan dalam suatu hari terdapat 1000 kunjungan wisatawan asing dan 500 kunjungan wisatawan nusantara di Candi Borobudur, maka peneliti dalam laporanya juga melaporkan bahwa sejumlah 1000 kunjungan wisatwan asing dan 500 kunjungan wisatawan nusantara di Candi Borobudur. Sehingga data hasil penelitian tersebut dapat dikatakan valid.” 

Pengertian Metode Penelitian
Gunung Bromo, sumber: www.id.wikipedia.org
Contoh pada kasus yang berbeda, “Manajer pemasaran hotel ABC melakukan survei kepuasan pelanggan untuk kepentingan rapat koordinasi pemasaran, hasil menujukan bahwa 60 persen tamu hotel tidak puas terhadap pelayanan, akan tetapi dalam rapat kerja manajer tersebut melaporkan bahwa mayoritas tamu merasa puas terhadap pelayanan hotel ABC. ”Hasil yang dilaporkan manajer pemasaran hotel ABC dalam rapat kerja tersebut tentu bukanlah data yang valid.Untuk mendapatkan data yang valid, dibutuhkan instrumen yang baik, instrumen yang baik adalah intrumen yang telah teruji kevalidan dan realibilitasnya. 

Suatu riset dilakukan tentu memiliki tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum tujuan penelitian terdiri dari tiga macam tujuan yang meliputi : 
  1. Tujuan eksploratif atau penemuan, yaitu riset yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu. Dalam bidang pariwisata, penelitian eksploratif ini dapat digunakan untuk mengetahui potensi daya tarik wisata yang ada dalam sebuah kawasan cagar alam tertentu, kawasan yang belum pernah dilakukan pendataan atau dieksplorasi oleh peneliti sebelumnya. Riset eksploratif juga dapat digunakan untuk mengupas fenomena tertentu, untuk menggali pola hubungan suatu fenomena, hingga akhirnya menemukan suatu teori baru.
  2. Tujuan verifikatif atau pembuktian, yaitu sebuah riset yang diadakan untuk menguji kebenaran konsep atau teori yang telah ada dalam suatu bidang atau ilmu terntentu. Data yang diperoleh bisa juga digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi, atau pengetahuan tertentu. Sebagai contoh, dalam teori kepariwisataan disebutkan bahwa sarana prasarana wisata merupakan unsur penunjang kepuasan wisatawan. Oleh karena itu, seorang peneliti berniat untuk menguji kebenaran dari teori tersebut.
  3. Tujuan developmental atau pengembangan, yaitu riset yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada. Riset jenis ini dapat juga digunakan untuk memperdalam atau memperluas pengetahuan yang telah ada. Misalnya pengembangan atau rekayasa jalur untuk penunjang aksebilitas di suatu destinasi wisata.

Penelitian memiliki peran penting dalam mendukung segala bentuk kegiatan manusia, diantara peranan penelitian sebagai berikut : 
  1. Penelitian sebagai pemecah masalah, meningkatkan kemampuan manusia dalam menginterprestasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan saling terkait. Contohnya adalah rantai suport dalam industri pariwisata.
  2. Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, serta meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut.
  3. Memberikan pengetahuan atau ilmu baru, meskipun hasil penelitian terkadang tidak dapat langsung digunakan.
Uraian di atas secara tidak langsung seperti apa yang telah dibicrakaan pada pembicaraan yang sebelumnya yaitu menjawab mengapa riset diperlukan.

Pembahasan riset pariwisata selanjutnya, klik disini

Artikel lengkap dapat di download di https://doi.org/10.31227/osf.io/fcnzh 

Riset Dalam Bidang Kepariwisataan


Pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi menjadi faktor pemicu trend pertumbuhan permintaan pariwisata global. Pertumbuhan permintaan pariwisata seharusnya merupakan peluang yang sangat potensial bagi pengembangan pariwisata negara kita. Masalahnya, pada sisi yang lain pariwisata justru seringkali salah kelola. 

Sangat banyak pengembangan daya tarik wisata di berbagai daerah yang hanya sekedar mengikuti trend foto selfi, sehingga banyak sekali dibuat beraneka macam wahana foto di destinasi yang hanya dibuat secara “asal laku” mengukuti trend upload foto di media sosial, tanpa mempedulikan aspek budaya, alam, dan nilai-nilai lokal. Contoh, pembuatan miniatur ikon negara lain pada salah satu destinasi di Yogyakarta. Dampaknya, destinasi tersebut laku keras “booming” dalam beberapa waktu, kemudian surut secara cepat lalu ditinggalkan. Spot foto yang sudah tidak laku menjadi sebuah polusi lansekap pemandangan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. Ada lagi kasus pembangunan icon negara asing yang digadang-gadang laku keras, namun nyatanya justru mengundang banyak protes keras dari berbagai aktifis lingkungan. 

Penulis sangat setuju bahwa destinasi wisata yang dikelola masyarakat lokal sangat bermanfaat bagi perkembangan sosio-ekonomi masyarakat. Akan tetapi, pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat terkadang tidak lepas dari berbagai masalah. Masyarakat lokal yang masih minim pengetahuan tentang pengelolaan destinasi, terkadang salah kaprah dalam membangun sarana prasarana wisata yang sebenarnya tidak dibutuhkan wisatawan. Parahnya, konsep pembangunan yang asal-asalan tersebut seringkali didukung kucuran dana yang melimpah dari pemodal. Destinasi wisata alam yang seharusnya menonjolkan sisi-sisi eksotisme, keunikan, kealamiahnya, serta medan perjalananya yang menantang, justru seringkali hilang karena pembangunan sarana wisata yang berlebihan. 

Pembangunan tersebut dilakukan dengan berbagai alasan yang ditujukan untuk menambah kemudahan, kenyamanan, dan kepuasan wisatawan. Padahal kenyataan yang terjadi justru sebaliknya, seringkali wisatawan berkualitas justru tidak berminat dengan destinasi wisata alam yang telah kehilangan sisi-sisi kealamiahannya. 

Pariwisata sebagai bidang bisnis yang dioperasionalkan dengan ilmu terapan seringkali disertai berbagai masalah yang cukup kompleks. Mengatasi kompleksitas masalah dalam pembanguanan pariwisata dibutuhkan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu untuk mengatasinya, baik itu ilmu alam maupun ilmu sosial. Sedangkan manajemen pariwisata yang baik adalah manajemen berbasis riset. 

Riset Dalam Bidang Kepariwisataan
Aset pariwisata budaya, sumber: pxhere.com
Manajemen berbasis riset berarti segala kebijakan manajerial yang diambil bukan hasil dari praduga, felling, atau manajemen kira-kira saja (trial and error). Melainkan harus berdasar pada hasil riset, dengan pendekatan yang ilmiah, bersandar pada nilai-nilai rasional, empiris, dan juga sistematis, seperti telah diuraikan sebelumnya. 

Bisnis pariwisata sebagai bisnis berskala global juga membawa berbagai tantangan sosial-budaya yang harus segara dijawab oleh peneliti, praktisi, ataupun para mahasiswa pariwisata melalui riset-risetnya yang mutakhir, agar segera dapat diimplementasikan secara manajerial, baik dalam tata kelola skala makro maupun mikro. 

Implementasi manajerial di lapangan, pengelolaan pariwisata seringkali membutuhkan pendekatan riset kuantitatif untuk mengupas berbagai permasalahan manajerial. Oleh karena itu, pembahasan dalam buku ini difokuskan untuk mengenalkan metode kuantitatif untuk riset kepariwisataan kepada para peneliti pemula maupun mahasiswa guna menambah perbendaharaan metode serta teknik-teknik risetnya agar diperoleh hasil penelitian baru yang lebih mutakhir, tepat guna, serta mampu memenuhi tuntutan industri pariwisata yang semakin beragam dan kompleks permasalahanya. Perlu ditekankan bahwa tidak ada suatu negara yang maju tanpa melibatkan banyak daya serta dukungan dana untuk kegiatan penelitian. Mau atau tidak mau, riset harus menjadi ujung tombak suatu Negara guna menjawab tantangan zaman.

Pembahasan riset pariwisata selanjutnya, klik disini

Artikel lengkap dapat di download di https://doi.org/10.31227/osf.io/fcnzh 

Mengapa Riset Pariwisata Perlu Dilakukan?

Hakekat kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan untuk mewujudkan kepuasan baik lahiriah maupun batiniah. Rasa ingin tahu, ingin mengembangkan sebuah fenomena/teori, ingin menemukan sesuatu dan sebagainya adalah kebutuhan manusia yang bisa dipenuhi melalui kegiatan penelitian (riset).

Riset berawal dari keinginan seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh sebuah kebenaran. Kebenaran yang dimaksud yaitu suatu ilmu pengetahuan yang benar yang dapat memenuhi/ memuaskan manusia atau dapat menjawab ke-ingin-tau-an manusia. Kebenaran juga merupakan persesuaian antara pengetahuan dengan objeknya.
Riset Pariwisata
Ilustrasi, sumber: picnio.com

Sebuah riset membutuhkan metode ilmiah, artinya ada pedoman-pedoman yang harus dipenuhi sebagai standar sebuah penelitian. Metode ilmiah dalam sebuah riset terkandung maksud :
  1. Metode ilmiah bersifat kritis dan analitis, karakteristik ini mendorong suatu kepastian dan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan solusinya.
  2. Metode ilmiah adalah logis, artinya merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah, kesimpulan secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada
  3. Metode ilmiah adalah objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh sama dengan penelitian lain pada kondisi yang sama. Dengan kata lain hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.
  4. Metode ilmiah bersifat konseptual dan teoritis, artinya ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.
  5. Metode ilmiah adalah empiris, artinya berstandar pada realitas
  6. Metode ilmiah adalah sistematis, artinya mengandung arti suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang baku.
Metode ilmiah dengan pemikiran kritis sudah lama dilakukan kebanyakan orang melalui pemikiran silogisma yaitu membuat kesimpulan berdasarkan premis (kejadian empiris) yang ada. Dari pemikiran tersebut munculah pola berfikir deduktif (penarikan kesimpulan untuk hal spesifik dari sebuah gejala umum), dan pola berpikir induktif (penarikan kesimpulan dari sesuatu yang khusus ke hal yang sifatnya umum). Kedua pola berpikir ini digunakan secara bersama-sama sebagai pendekatan penelitian untuk dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal, namun pada kenyataannya sulit dilakukan. Bentuk penelitian kuantitatif lebih menngandalkan pola berfikir deduktif sedangkan bentuk penelitian kualitatif lebih berorientasi pada pedekatan induktif

Contoh pola berfikir deduktif
  1. Semua mahasiswa  dinyatakan aktif jika melakukan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS)
  2. Andi dinyatakan mahasiswa aktif 
  3. Oleh karena itu, Andi melakukan pengisian KRS
Contoh pola berpikir induktif
  1. Mahasiswa Diploma III Pariwisata mengenakan pakaian hitam putih saat kuliah
  2. Mahasiswa Diploma IV Pariwisata mengenakan pakaian hitam putih saat kuliah
  3. Kesimpulan semua mahasiswa D III dan D IV mengenakan pakaian hitam putih saat kuliah
Pembahasan riset pariwisata selanjutnya, klik disini

Artikel lengkap dapat di download di https://doi.org/10.31227/osf.io/fcnzh 


Wednesday, June 12, 2019

Jurnal Pariwisata Nasional Paling Recomended untuk Menerbitkan Karya Anda

Sebagai seorang yang ingin menekuni bidang profesi pariwisata tentu membutuhkan sumber bacaan/ rujukan yang terbaik sebagai bahan penambah wawasan kepariwisataan yang up to date. Begitu pula bagi Anda seorang akademisi baik mahasiswa yang menyusun skripsi, dosen maupun peneliti yang sedang melaksanakan riset tentu membutuhkan jurnal sebagai referensi untuk kajian pustaka dan sitasi.
Buku maupun ebook memang merupakan bahan bacaan wajib untuk menambah perbendaharaan teori dalam riset, akan tetapi trend saat ini beberapa ahli cenderung menempatkan jurnal sebagai bahan kajian yang lebih bergensi. Tentu kajian pustaka yang banyak merujuk pada hasil penelitian-penelitian ter-update akan membuat karya tulis ilmiah kita lebih bermutu dan lebih berbobot.
Intagram sangat berperan dalam promosi pariwisata, baca artikelnya disini
       Pariwisata sebagai ilmu yang sedang berkembang masih memiliki keterbatasan dalam hal jumlah literatur. Oleh karena itu pada artikel ini akan membahas mengenai beberapa Jurnal Kepariwisataan Nasional bermutu yang mungkin dapat dijadikan referensi bagi pembaca. Jurnal yang kami sampaikan adalah jurnal terbitan berkala yang ber ISSN yang sudah cukup kawakan, serta setidaknya terindeks online oleh indeksasi berikut : google scholar, Portal Garuda, DOAJ dan lain sebagainya
    Berikut beberapa rekomendasi jurnal pariwisata nasional terbaik  menurut saya yang dapat diakses secara gratis, serta sangat layak dijadikan referensi atau sekedar memperkaya wawasan Anda dalam membuat karya ilmiah :

Media Wisata Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
Jurnal Media Wisata merupakan jurnal terbitan berkala oleh lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat  STP AMPTA Yogyakarta. STP AMPTA Yogyakarta sendiri merupakan kampus pariwisata yang berpengalaman yang memiliki track rekor unggul dalam mencetak bibit-bibit unggul ilmuan dan profesional di bidang hospitality dan pariwisata.
jurnal media wisata

STP AMPTA Yogyakarta sebagai kampus pariwisata sudah cukup senior dalam bidang publikasi, tentu  artikel yang diterbitkan juga sangat berkualitas karena telah melewati proses review dari para pakar pariwisata yang terdiri dari akademisi berbagai kampus swasta maupun Negeri di Indonesia. Keunggulan artikel yang terbit pada Jurnal Pariwisata adalah memiliki sitasi primer dan tidak pernah dipublikasikan secara online atau versi cetak sebelumnya. 
Untuk mengikuti terbitan pada jurnal ini dapat klik disini !
Terindeks



 Jurnal Nasional Pariwisata Universitas Gadjah Mada
Siapa yang tidak mengenal salah satu kampus besar di Jogja ini, Universitas Gajah Mada (UGM) juga memiliki jurnal yang menampung hasil-hasil riset di bidang kepariwisataan, yaitu Jurnal Nasional Pariwisata.
Jurnal ini telah menerbitkan artikel-artikel berkualitas dalam ruang lingkup Kajian Kepariwisataan.
Tentu artikel yang terbit pada Jurnal Nasional Pariwisata telah melewati proses review oleh para ahli di bidangnya.
Untuk mengikuti terbitan pada jurnal ini dapat klik disini !

 Khasanah Ilmu Universitas Bina Sarana Informatika
Khasanah ilmu merupakan jurnal dari Akademi Pariwisata Bina Sarana Informatika (BSI).

Salah satu parameter yang digunakan untuk menilai suatu penerbitan berkala adalah dengan keseriusan seluruh Dewan Redaksi, yakni adanya kesinambungan menerbitkan sesuai dengan komitmen kami untuk memberikan yang terbaik buat para pembaca, Khasanah Ilmu selalu hadir sesuai dengan skala waktu yang telah diprogramkan.
khasanah ilmu
Artikel yang diterbitkan merupakan hasil kajian di bidang perhotelan, servis, kuliner dan kepariwisataan.
Untuk mengikuti terbitan pada jurnal ini dapat klik disini !

   Jurnal Ilmiah Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
jurnal ilmiah berkualitas
Jurnal Ilmiah Pariwisata merupakan terbitan hasil riset berkala dari  STP Trisakti.
Artikel yang diterbitkan merupakan hasil kajian di bidang kepariwisataan
Untuk mengikuti terbitan pada jurnal ini dapat klik disini !

jurnal ilmiah berkualitas
Jurnal Master Pariwisata (JUMPA) merupakan terbitan hasil riset berkala dari  Universitas Udayana.
Artikel yang diterbitkan merupakan hasil kajian di bidang kepariwisataan.
Untuk mengikuti terbitan pada jurnal ini dapat klik disini !


  Jurnal Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata ARS Internasional Bandung
indeks jurnal
Jurnal ini merupakan jurnal terbitan berkala oleh tim redaksi STP ARS Internasional Bandung. Jurnal Pariwisata pertama publikasi tahun 2014, dengan registrasi ISSN dari LIPI Indonesia. Ruang lingkup kajian dalam jurnal ini meliputi : hasil penelitian pada Destinasi Pariwisata, Service Quality, Perhotelan, wisata budaya dan kuliner
Keunggulan artikel yang terbit pada Jurnal Pariwisata adalah memiliki sitasi primer dan tidak pernah dipublikasikan secara online atau versi cetak sebelumnya. Semua artikel yang terbit melalui Jurnal Pariwisata, telah dilakukan Cek Plagiat sebelumnya dengan sofware elektronik Hanya similarity kurang dari 20% yang diterima untuk terbit. 
Artikel pada jurnal yang terbit juga telah melewati proses review yang dilakukan oleh reviewer yang benar-benar ahli dibidangya.
Jurnal Pariwisata memiliki versi online dan cetak dengan jadwal publikasi pada bulan

Untuk mengikuti terbitan pada jurnal ini dapat Klik Disini