Destinasi wisata alam umumnya
tidak pernah berdiri sendiri mengadalkan alam semata. Daya tarik wisata alam
tidak sekedar menjual lansekap pemandangan dan wisatawan diharapkan cukup puas
dengan mengamatinya. Akan tetapi daya
tarik wisata mengadalkan alam sering dipadukan dengan daya tarik wisata lain
berupa daya tarik wisata minat khusus untuk menambah nilai jual dari aktifitas
wisata.
Pada prinsipnya, pariwisata minat
khusus mempunyai kaitan dengan petualangan (adventure)
dan pengkayaan wisatawan berupa pengetahuan dan pengalaman baru.
Aktifitas petualangan dalam daya
tarik minat khusus dapat menguras tenagakarena terdapat unsur tantangan yang
harus dilakukan, penyebab lainya karena bentuk kegiatan wisata ini banyak dilakukan
di daerah terpencil, seperti kegiatan : tracking, hiking, pendakian
gunung, rafting di sungai, dan
lainnya.
Daya Tarik Geowisata |
Selain itu wisata minat khusus, juga
dikaitkan dengan upaya pengayaan pengalaman atau enrichingbagi wisatawan yang melaksanakan perjalanan ke
daerah-daerah yang masih belum terjamah atau ke daerah yang masih alami.
Bentang Alam sebagai Daya Tarik Geowisata |
Ada beberapa kriteria
menurut Fandeli dalam Sudana (2013), yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam menetapkan suatu bentuk wisata minat khusus
yakni :
a.
Learning, pariwisata yang mendasar pada unsur belajar. Dalam kasus
geowisata, yang dipelajari dapat berupa bentang alam geologi : baik struktur
geologinya, stratifigrafi, topografinya, jenis batuanya, kandunngan mineralnya
dan lain sebagainya. Wisatawan juga dapat diajak untuk mempelajari
porses-proses terbentuknya fenomena geologi diatas, serta mempelajari
keterkaitanya dengan pola kehidupan masyarakat dan sebagainya.
b.
Enriching, pariwisata yang memasukkan peluang terjadinya pengkayaan
pengetahuan antara wisatawan dengan masyarakat.
c.
Rewarding, pariwisata yang memasukkan unsur pemberian penghargaan. Idealnya
dalam kegiatan geowisata, aktifitas tour yang ditawarkan adalah paket wisata
yang mampu menumbuhkan kesadaran (awareness)
bagi wisatawan serta tuan rumah wsiata untuk lebih mencintai alam, menjaga
kelestarianya, serta kepedulian untuk mendukung
konservasi sumber daya alam langka dalam kasus fenomena geologi
tertentu.
d.
Adventuring, pariwisata yang dirancang
dan dikemas sehingga terbentuk wisata petualangan. Kekeliruan yang umum
dalam perencanaan destinasi secara konvensional adalah menambah berbagai
kemudahan dengan membangun fasilitas disana-sini, pada saat destinasi wisata
mulai laku. Hal ini belum tentu benar, karena fakta menujukan bahwa, wisatawan
cenderung tidak terlalu peduli terhadap sarana wisata saat berkunjung ke
destinasi wisata alam. Justru pengalaman dari sajian daya tarik yang cukup
menantang menjadi alasan utama mereka untuk berwisata. Dalam hal ini,
pembagunan sarana memang penting, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan
pokok wisatawan. Apakah diperlukan? atau dengan berbagai kemudahan (sarana
wisata) justru menghilangkan aspek petualangan yang dicari wisatawan.
No comments:
Write komentar