Friday, September 6, 2019

Mengenal Riset Kuantitatif untuk Penelitian Pariwisata

Peneliti pemula agaknya sering menghadapi beberapa kesulitan menggolongkan jenis penelitian bentuk kuantitatif atau kualitatif, tetapi bisa dirumuskan beberapa acuan yang mengarahkan bahwa sebuah penelitian bentuk kuantitatif. Sebuah penelitian digolongkan kedalam metode penelitian kuantitatif jika memiliki beberapa karakteristik tertentu. Karakter tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berkut : 

  1. Penelitian berangkat dari pola pikir deduktif.
  2. Penelitian yang memandang sebuah fenomena secara fisik melalui kemampuan panca indera.
  3. Penelitian umumnya bertujuan untuk menguji teori dan masalah yang telah ditentukan.
  4. Penelitian dimaksudkan untuk menguji sebuah hipotesis.
Melalui berbagai karakteristik di atas dapat dirumuskan bahwa sebuah metode penelitian kuantitatif yaitu cara penelitian yang memandang sebuah fenomena fisik dengan pola pikir deduktif, bermasud untuk melakukan pengujian hipotesis dari fenomena fisik tersebut melalui sebuah pengujian teori.

Fenomena fisik dalam penelitian kuantitatif diperoleh dari hasil pengamatan, eksplorasi berbentuk data-data yang dapat diukur. Data penelitian kuantitatif diperoleh utamanya melalui instrumen kuesioner maupun data-data yang dihasilkan dengan cara mencacah atau menghitung. 

Riset Kuantitatif untuk Penelitian Pariwisata
Riset Kuantitatif (ilustrasi), Sumber: kanalinfo.web.id

Rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian kuantitatif sudah disiapkan oleh peneliti berdasarkan fenomena yang ditemukan di lapangan kemudian dilakukan pengujian berdasarkan teori yang ada. Umumnya ketika melakukan pengujian teori data-data yang telah diperoleh penelitian diperlukan bantuan statistik mengingat data-data yang diperoleh sudah terukur sesuai dengan skala pengukuran data, ketepatan dan keabsahanya 

Setiap kegiatan penelitian selalu berangkat dari masalah. Namun ada sedikit perbedaan karakteristik masalah yang diangkat baik itu dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Masalah dalam penelitian kuantitatif sudah harus benar-benar jelas sebelum penelitian dilaksanakan, karena penelitian kuantitatif menganut paradigma deduktif (pembuktian). Sedangkan dalam penelitian kualitatif, penelitian sudah dapat dilaksanakan walaupun masalah yang diangkat masih belum begitu jelas atau masih nampak samar-samar. 

Proses perumusan masalah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengkaji fenomena dilapangan atau perkembangan kasus tertentu, kajian literatur, atau dari penelitian-penelitian terdahulu. Setelah diidentifikasi, dan dibatasi, masalah tersebut dapat dirumuskan umumnya di tegaskan dengan kalimat tanya atau dapat juga sebuah pernyataan. 

Contoh rumusan masalah : Dengan Kalimat tanya “Apakah ada perbedaan kinerja yang cukup signifikan antara karyawan Front Office berjenis kelamin laki-laki dan perempuan?” Rumusan masalah juga dapat dibuat pernyataan seperti berikut “Ada perbedaan kinerja yang cukup signifikan antara pegawai Front Office laki-laki dan perempuan.” Atau Pegawai berjenis kelamin laki-laki memiliki kinerja lebih baik daripada perempuan. 

Berdasarkan rumusan masalah seperti contoh di atas, kemudian peneliti dapat menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jika rumusan masalahnya “Apakah ada perbedaan kinerja yang cukup signifikan antara pegawai front office laki-laki dan perempuan?” Maka setidaknya kajian teori yang dilakukan meliputi : teori gender, teori kinerja, deskripsi kerja dan kualifikasi kerja di Front Office, hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan insdustri jasa khususnya perhotelan. 

Teori dalam penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang baru saja ditetapkan seperti di atas. Jawaban terhadap rumusan masalah yang digali dari sebuah teori adalah sebuah kesimpulan sementara (hipotesis). Maka hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2011). 

Tugas peneliti selanjutnya, setelah menetapkan hipotesis adalah mengujinya, atau membuktikan kebenaranya secara empiris. Untuk kepentingan pengujian hipotesis tersebut, maka peneliti harus melakukan pengumpulan data lapangan (empiris) di suatu wilayah atau populasi. Jika populasi terlalu luas, maka mempertimbangkan waktu, dana, dan upaya, peneliti dapat melakukan sampling (mengambil sebagian data dari populasi). Tentu pengambilan sampel harus representatif jika peneliti ingin mengambil suatu generalisasi dari hasil penelitian. 

Sesuai namanya, meneliti adalah kegiatan mencari data yang harus dilakukan dengan teliti atau akurat. Ketelitian dan kesahihan data dapat diusahkan dengan meningkatkan kualitas instrumen (alat pencarian datanya). Oleh karena itu, sebelum melakukan pencarian data, peneliti wajib menguji kehandalan instrumenya, dalam penelitian kuantitatif instrumen utamanya adalah kuesionair atau angket. Uji kehandalan instrumen dapat dilakukan dengan melakuan uji validitas dan reabilitasnya. Hanya intrumen yang telah teruji kehandalanya yang dapat digunakan untuk mengukur variabel. 

Data yang telah terkumpul kemudian dapat diolah dan dianalisis. Dalam penelitian kuantitatif, analisis dapat menggunakan metode-metode statistika yang dapat disesuaikan dengan jenis rumusan masalah dan hipotesisnya. Metode statistik yang dapat digunakan diantaranya statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial masih dapat dibagi kedalam dua golongan, yaitu statistik inferensial parametrik dan non parametrik. Apapun metode statistiknya, langkah analisis ditujukan untuk menjawab hipotesis. (Aplikasi pengujian data melalui atau uji signifikasi hasil penelitian akan dibahas pada bab tersendiri) 

Data hasil analisis dapat disajikan dalam bentuk, bagan, grafik, atau bisa juga bentuk tabel. Dipilih yang paling mudah untuk kepentingan interprestasi data dengan penjelasan-penjelasan yang lebih mendalam. 

Setelah pembahasan dilakukan, maka langkah selanjutnya dapat dilakukan penarikan kesimpulan. Banyaknya kesimpulan menyesuaikan jumlah rumusan masalah yang diajukan. Jika rumusan masalahnya “Apakah pengaruh gaji terhadap kinerja pegawai hotel?” Maka akan melahirkan setidaknya 3 kesimpulan, yaitu 2 kesimpulan diskriptif (diskripsi tentang gaji dan pegawai) dan 1 kesimpulan asisiatif (apakah menerima atau menolak hipotesis penelitian). 

Setelah penarikan kesimpulan dilakukan, pada penelitian aplikatif dapat diteruskan dengan memberi rekomendasi-rekomendasi manajerial yang kongrit mengacu pada kesimpulan atau hasil penelitian. Rekomendasi yang dimaksud adalah langkah-langkah mengatasi masalah secara manajerial. Secara lengkap, proses penelitian kuantitatif digambarkan dalam bagan berikut : 

Riset Kuantitatif untuk Penelitian Pariwisata
Alur Umum Penelitian Kuantitatif, Sumber: Hary Hermawan
Materi selanjutnya tentang trik mudah membuat latar belakang riset 


No comments:
Write komentar