Gejala alam tidak biasa,
terkadang mengganggu aktifitas manusia yang kadang disebut sebagai bencana.
Akan tetapi dalam ilmu alam (geologi), fenomena alam bukan disebut sebagai
bencana. Lebih ditegaskan bahwa, tidak ada suatu gejala alam apapun yang
menimbulkan bencana. Justru manusialah yang kadang kurang mengenal alam yang
mereka tingali. Timbulnya bencana umumnya disebebkan oleh rekayasa manusia yang
tidak mengacu daya dukung lingkungan. Seperti banjir di pemukiman di bantaran
sungai, sesungguhnya itu bukan bencana, melainkan memang itu hak sungai untuk melewatinya, karena zona
pasang surut yang sebetulnya merupakan bagian dari sungan telah berubah fungsi
sebagai pemukiman penduduk.
Aliran sungai mengikis tebing
sehingga menjadi longsor; air laut pasang menyebabkan abrasi dan lain
sebagainya; permukaan dasar sungai menyebabkan aanya arus lebih deras; gunung
meletus. Masih banyak lagi fenomena-fenomena alam lainya yang tidak dapat
dijelaskan satu persatu dalam buku ini.
Aplikasi geologi untuk wisata, baca disini
Aplikasi geologi untuk wisata, baca disini
Wisata Anak Gunung Krakatau, |
Dalam kegiaan wisata alam, jalur
wisata seringkali melintasi pada daerah yang memiliki bayangan gejala alam
seperti diatas yang kadang menyebabkan wisatawan cemas. Tetapi hal ini dapat
diredam jika wisatawan dipandu oleh pemandu wisata atau interpreter-interpreter
wisata alam yang telah berpengalaman.
Dengan pemandu yang preofesional,
justru gejala alam menantang yang hanya terjadi pada periode tertentu ini dapat
dijadikan suatu atraksi tersendiri dalam peket wisata minat khusus. Contohnya
adalah wisata ke anak gunung Krakatau, salah satu gunung api yang masih sangat
aktif di Indonesia.
Wisata Anak Gunung Krakatau, |
Trip gunung Krakatau yang ditawarkan sangat cocok untuk wisatawan yang memiliki jiwa petualang tinggi dan menyukai kegiatan-kegiatan yang menantang. Selain dapat memenuhi rasa petualang, open trip Krakatau juga akan memberikan pengalaman baru bagi wiatawan yang belum pernah menginjakkan kaki di kepulauan Krakatau yang merupakan gunung bersejarah karena pernah meletus hebat pada tahun 1883 dan menggemparkan seluruh bumi.
Gejala alam dapat dikembangkan
menjadi daya tarik wisata asal diketahui dan dikendalikan karakteristik
alamiahnya. Peningkatan daya dukung lingkungan juga dapat dilakukan dengan merekayasa
sedikit tata alam menjadi lebih baik, disamping juga harus membina penduduk
lokal sekitar untuk menciptakan ekologi binaan yang lebih baik. Ekologi binaan
tidak mustahil lama kelamaan menjadi ekologi alamiah yang mantab dan cukup
memadai untuk wisata ekologi (Ahman Sya, 2012).
No comments:
Write komentar