Salah satu alasan pengukuran
dampak ekonomi dan sosial budaya pengembangan geowisata, karena dalam
pengembangan geowisata digunakan pendekatan konservasi. Salah syarat dalam konservasi
adalah adanya nilai manfaat pengembangan pariwisata kepada masyarakat lokal,
salah satunya adalah peningkatan ekonomi.
Local Economics, Sumber: Wikipedia |
Wisatawan yang datang ke sebuah
destinasi dalam jangka waktu tertentu, menggunakan sumber daya dan fasilitas
wisata, yang biasanya mengeluarkan uang. “Jika wisatawan yang datang ke sebuah
destinasi tersebut sangat banyak akan berdampak pada kehidupan ekonomi daerah
tersebut, baik langsung maupun tidak langsung. Dampak ekonomi yang ditimbulkan
dapat bersifat positif maupun negatif”.
Dampak positif pariwisata
terhadap kondisi ekonomi masyarakatdiantaranya :
1.
Dampak
terhadap pendapatan masyarakat
Pembelanjaan wisatawan secara
tidak langsung merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat pelaku pariwisata yang
melakukan usaha sektor pariwisata.Contohnya adalah pembelanjaan wisatawan untuk
sewa homestay yang disediakan warga.
Maka secara langsung pembelenjaan wisatawan untuk sewa homestay adalah sumber
pendapatan tambahan bagi masyarakat.
2.
Dampak
terhadap kesempatan kerja
Sektor pariwisata dan seperti
halnya sekto-sektor lain yang berhubungan dengan pariwisata tidak dapat
dipungkiri merupakan lapangan kerja yang menyerap begitu banyak tenaga kerja.
Karena usaha sektor pariwisata biasanya adalah industry padat karya, yaitu
industri yang masyoritas disuport oleh tenaga manusia, bukan mesin. Sub sektor
industri pariwisata adalah hospitality, produk jasa atau pelayanan yang
mengutamakan kualitas kehangatan serta keramahan kontak antar manusia,
wisatawan selaku tamu atau guest dan
masyarakat penyedia jasa wisata selaku host(Hermawan,
2017a).
3.
Dampak
terhadap harga-harga
Permintaan sektor pariwisata
terhadap produk lokal merupakan berkah bagi pengusaha setempat seperti petani,
nelayan, peternak, perajin cinderamata dan pengusaha lain dalam penjualan produknya. Dengan adanya kegiatan
pariwisata, permintaan terhadap produk-produk lokal semakin tinggi sehingga
menaikkan harga jual produk-produk tersebut. Kenaikan harga disatu sisi bisa
positif, karena membuat produk lokal semakin bernilai. Namun disisi lain,
kenaikan harga-harga bahan pokok juga akan berpengaruh juga terhadap daya beli
masyarakat lokal sendiri.
Akan tetapi, hal ini dapat dikendalikan
jika permintaan dan kebutuhan wisata dapat dicukupi dengan baik oleh suplay
dari produk-produk lokal.
4.
Dampak
terhadap distribusi manfaat dan keuntungan ekonomi
Tidak jarang sebuah destinasi
wisata berada di lokasi terpencil (pelosok) yang jauh dari pusat konsentrasi
penduduk (kota) karena tempat dengan kriteria tersebut dianggap memiliki daya
tarik yang masih alami. Oelh karena itu, pariwisata diharapkan mampu membantu
penyebaran konsentrasi penduduk dan penyebaran aktifitas ekonomi dari kota ke
wilayah terpencil tersebut desa.
5.
Dampak
terhadap kepemilikan dan kontrol
Berkembanya pariwisata di suatu
daerahjuga berarti ada peningkatan kebutuhan akan sumber daya. Misalnya air,
listrik, gas, dan sebagainya. Pemerintah atau otoritas lokal yang lebih
berwenang dalam pengelolaanya. Hal ini menjadi sumber pendapatan masyarakat
lokal yang cukup bersar, jika kepemilikan sumber daya pariwisata berada dalam
kekuasaan masyarakat lokal sendiri, bukan oleh pihak asing.
6.
Dampak
terhadap pembangunan pada umumnya
Lokasi wisata di daerah pinggiran
memerlukan infrastrukktur (jalan, rel kereta, sarana komunikasi, air bersih,
listrik, gas dan sebagainya) untuk mendukungnya. Hal ini merupakan manfaat
balik bagi dari kegiatan pariwisata yang dapat dirasakan masyarakat.
7.
Dampak
terhadap pendapatan pemerintah
Pemerintah memperoleh pendapatan
dari sektor pariwisata melalui berbagai cara seperti pajak, retribusi dan pendapatan
dari sewa kas sebagainya (Cohen,1984;Hermawan, 2016).
Disamping dampak positif
pada kemajuan ekonomi,pengembangan pariwisata juga berpontensi dampak negatif. Mathieson & Wall (1982)menyebut
adalima potensi dampak negatif pengembangan pariwisata bagi ekonomi masyarakat
lokal, diantaranya :
1.
Ketergantungan
pada sektor pariwisata
Pariwsata
merupakan jenis industri yang rentan terhadap fluktuasi. Isu seperti teror, wabah
penyakit, konflik dan sebagainya) akan mempengaruhi minat wisatawan untuk pergi
berwisata ke daerah tersebut. Padahal kita mengetahui bahwa banyak daerah
tujuan wisata sangat menggantungkan perekonomianya pada sektor pariwisata. Akibatnya
adanya isu negatif seperto diatas bisa terjadi kegitatan perekonomian mengalami
penurunan yang sangat tajam dan berimplikasi pada penurunan kegiatan ekonomi
secara berantai. Oleh karena itu pengelola destinasi sangat pentig untuk
mempersiapkan, atau manajemen krisis jika suatu saat terjadi kemungkinan buruk.
2.
Meningkatkan
angka inflasi
Akibat
perputaran uang dan aktifitas ekonomi di daerah tujuan wisata sangat besar,
maka permintaan barang konsumsi yang terus meningkat. Jika permintaan produk
wisata tidak sebanding dengan kemampuan suplayakan berakibat harga menjadi
mahal, daya beli masyarakat lokal turun, yang akan berdampak pada inflansi.
3.
Kecenderungan
mengimpor barang-barang yang diperlukan dalam pariwisata dari luar daerah lain untuk
memenuhi kebutuhan wisata, menyebabkan produk-produk lokal tidak terserap. Hal
ini biasanya terjadi jika wisatawan yang
datang memiliki selera yang jauh berbeda atau tidak sesuai dengan produk-produk
lokal yang ada.
4.
Modal luar yang masuk mengubah format pengembangan destinasi
wisata. Dari kegiatan dan modal berskala kecil,menjadi kegiatan kecil dengan
modal berskala menengah-besar. Pada kondisi ini, masyarakat lokal pada mulanya menginginkan
pengembangan fasilitas dasar di desa yang dibangun secara cepat, sekaligus
menyediakan fasilitas atraksi maupun akomodasi. Sehingga penyediaan
fasilitas-fasilitas tersebut diambil-alih oleh pemodal besar, misalnya dengan
mendirikan akomodasi eksklusif. Sehingga malah berdampak pada semakin sempitnya
kesempatan masyarakat lokal untuk mengembangkan usaha atau bahkan mungkin juga
berakibat pada hilangnya mata pencaharian masyarakat lokal. Pola penetrasi
modal luar juga dapat terjadi dalam bentuk jaringan permodalan, di mana pemilik
modal berinvestasi di berbagai jenis usaha pariwisata di desa, sementara
masyarakat berperan sebagai mitranya.
Dalam mengkaji dampak ekonomi, penulis menyarankan
untuk fokus pada indikator-indikator berikut:
1. Dampak terhadap pendapatan masyarakat lokal
2. Dampak terhadap kesempatan kerja
3. Dampak terhadap harga-harga
4. Dampak terhadap kepemilikian dan control oleh masyarakat
lokal
5. Dampak pembangunan pada umumnya
Local Economics, Sumber: Wikipedia |
Sedangkan
metode dalam mengungkap dampak pengembangan pariwisata terhadap ekonomi
masyarakat lokal dapat menggunakan penilaian persepsidenganindeph study (wawancara
mendalam). Pandangan masyarakat dapat digunakan sebagai informasi untuk
mengukur manfaat ekonomi dari pengembangan pariwisata di wilayahnya sendiri.Secara kualitatif masyarakat akan
merasakan perubahan (peningkatan atau penurunan) ekonomi keluarganya: merasakan
peningkatan kebutuhan hidup, atau adanya perubahan kesejahteraan, dan lain
sebaginya.
Selain bersifat kualitatif penelitian juga
dapat bersifat kuantitatif.Sedangkan aspek kuantitatif dapat diobservasi dari
perubahan jumlah orang yang bekerja di sektor pariwisata secara langsung,
meningkatnya jumlah wirausaha baru yang bekerja di sektor pariwisata serta
peningkatan pendapatan dari adanya usaha baru dan kesempatan kerja tambahan.
Matrik Evaluasi Dampak Ekonomi Pariwisata, Sumber : Penelitian Hary Hermawan |
Seorang intepreter memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan wisata geologi / geowisata, baca artikelnya berikut
No comments:
Write komentar