Wednesday, June 12, 2019

Geowisata : Evaluasi Dampak Ekonomi Pariwisata


Salah satu alasan pengukuran dampak ekonomi dan sosial budaya pengembangan geowisata, karena dalam pengembangan geowisata digunakan pendekatan konservasi. Salah syarat dalam konservasi adalah adanya nilai manfaat pengembangan pariwisata kepada masyarakat lokal, salah satunya adalah peningkatan ekonomi.

economics impact
Local Economics, Sumber: Wikipedia

Wisatawan yang datang ke sebuah destinasi dalam jangka waktu tertentu, menggunakan sumber daya dan fasilitas wisata, yang biasanya mengeluarkan uang. “Jika wisatawan yang datang ke sebuah destinasi tersebut sangat banyak akan berdampak pada kehidupan ekonomi daerah tersebut, baik langsung maupun tidak langsung. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat bersifat positif maupun negatif”.
Dampak positif pariwisata terhadap kondisi ekonomi masyarakatdiantaranya :
1.         Dampak terhadap pendapatan masyarakat
Pembelanjaan wisatawan secara tidak langsung merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat pelaku pariwisata yang melakukan usaha sektor pariwisata.Contohnya adalah pembelanjaan wisatawan untuk sewa homestay yang disediakan warga. Maka secara langsung pembelenjaan wisatawan untuk sewa homestay adalah sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.
2.         Dampak terhadap kesempatan kerja
Sektor pariwisata dan seperti halnya sekto-sektor lain yang berhubungan dengan pariwisata tidak dapat dipungkiri merupakan lapangan kerja yang menyerap begitu banyak tenaga kerja. Karena usaha sektor pariwisata biasanya adalah industry padat karya, yaitu industri yang masyoritas disuport oleh tenaga manusia, bukan mesin. Sub sektor industri pariwisata adalah hospitality, produk jasa atau pelayanan yang mengutamakan kualitas kehangatan serta keramahan kontak antar manusia, wisatawan selaku tamu atau guest dan masyarakat penyedia jasa wisata selaku host(Hermawan, 2017a).
3.         Dampak terhadap harga-harga
Permintaan sektor pariwisata terhadap produk lokal merupakan berkah bagi pengusaha setempat seperti petani, nelayan, peternak, perajin cinderamata dan pengusaha lain dalam  penjualan produknya. Dengan adanya kegiatan pariwisata, permintaan terhadap produk-produk lokal semakin tinggi sehingga menaikkan harga jual produk-produk tersebut. Kenaikan harga disatu sisi bisa positif, karena membuat produk lokal semakin bernilai. Namun disisi lain, kenaikan harga-harga bahan pokok juga akan berpengaruh juga terhadap daya beli masyarakat lokal sendiri.
Akan tetapi, hal ini dapat dikendalikan jika permintaan dan kebutuhan wisata dapat dicukupi dengan baik oleh suplay dari produk-produk lokal.
4.         Dampak terhadap distribusi manfaat dan  keuntungan ekonomi
Tidak jarang sebuah destinasi wisata berada di lokasi terpencil (pelosok) yang jauh dari pusat konsentrasi penduduk (kota) karena tempat dengan kriteria tersebut dianggap memiliki daya tarik yang masih alami. Oelh karena itu, pariwisata diharapkan mampu membantu penyebaran konsentrasi penduduk dan penyebaran aktifitas ekonomi dari kota ke wilayah terpencil tersebut desa.
5.         Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
Berkembanya pariwisata di suatu daerahjuga berarti ada peningkatan kebutuhan akan sumber daya. Misalnya air, listrik, gas, dan sebagainya. Pemerintah atau otoritas lokal yang lebih berwenang dalam pengelolaanya. Hal ini menjadi sumber pendapatan masyarakat lokal yang cukup bersar, jika kepemilikan sumber daya pariwisata berada dalam kekuasaan masyarakat lokal sendiri, bukan oleh pihak asing.
6.         Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
Lokasi wisata di daerah pinggiran memerlukan infrastrukktur (jalan, rel kereta, sarana komunikasi, air bersih, listrik, gas dan sebagainya) untuk mendukungnya. Hal ini merupakan manfaat balik bagi dari kegiatan pariwisata yang dapat dirasakan masyarakat.
7.         Dampak terhadap pendapatan pemerintah
Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata melalui berbagai cara seperti pajak, retribusi dan pendapatan dari sewa kas sebagainya (Cohen,1984;Hermawan, 2016).
Disamping dampak positif pada kemajuan ekonomi,pengembangan pariwisata juga berpontensi dampak negatif. Mathieson & Wall (1982)menyebut adalima potensi dampak negatif pengembangan pariwisata bagi ekonomi masyarakat lokal, diantaranya :
1.      Ketergantungan pada sektor pariwisata
Pariwsata merupakan jenis industri yang rentan terhadap fluktuasi. Isu seperti teror, wabah penyakit, konflik dan sebagainya) akan mempengaruhi minat wisatawan untuk pergi berwisata ke daerah tersebut. Padahal kita mengetahui bahwa banyak daerah tujuan wisata sangat menggantungkan perekonomianya pada sektor pariwisata. Akibatnya adanya isu negatif seperto diatas bisa terjadi kegitatan perekonomian mengalami penurunan yang sangat tajam dan berimplikasi pada penurunan kegiatan ekonomi secara berantai. Oleh karena itu pengelola destinasi sangat pentig untuk mempersiapkan, atau manajemen krisis jika suatu saat terjadi kemungkinan buruk.
2.      Meningkatkan angka inflasi
Akibat perputaran uang dan aktifitas ekonomi di daerah tujuan wisata sangat besar, maka permintaan barang konsumsi yang terus meningkat. Jika permintaan produk wisata tidak sebanding dengan kemampuan suplayakan berakibat harga menjadi mahal, daya beli masyarakat lokal turun, yang akan berdampak pada inflansi.
3.      Kecenderungan mengimpor barang-barang yang diperlukan dalam pariwisata dari luar daerah lain untuk memenuhi kebutuhan wisata, menyebabkan produk-produk lokal tidak terserap. Hal ini biasanya terjadi jika  wisatawan yang datang memiliki selera yang jauh berbeda atau tidak sesuai dengan produk-produk lokal yang ada.
4.      Modal luar yang masuk mengubah format pengembangan destinasi wisata. Dari kegiatan dan modal berskala kecil,menjadi kegiatan kecil dengan modal berskala menengah-besar. Pada kondisi ini, masyarakat lokal pada mulanya menginginkan pengembangan fasilitas dasar di desa yang dibangun secara cepat, sekaligus menyediakan fasilitas atraksi maupun akomodasi. Sehingga penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut diambil-alih oleh pemodal besar, misalnya dengan mendirikan akomodasi eksklusif. Sehingga malah berdampak pada semakin sempitnya kesempatan masyarakat lokal untuk mengembangkan usaha atau bahkan mungkin juga berakibat pada hilangnya mata pencaharian masyarakat lokal. Pola penetrasi modal luar juga dapat terjadi dalam bentuk jaringan permodalan, di mana pemilik modal berinvestasi di berbagai jenis usaha pariwisata di desa, sementara masyarakat berperan sebagai mitranya.
Dalam mengkaji dampak ekonomi, penulis menyarankan untuk fokus pada indikator-indikator berikut:
1.    Dampak terhadap pendapatan masyarakat lokal
2.    Dampak terhadap kesempatan kerja
3.    Dampak terhadap harga-harga
4.    Dampak terhadap kepemilikian dan control oleh masyarakat lokal
5.    Dampak pembangunan pada umumnya
economics impact
Local Economics, Sumber: Wikipedia
Sedangkan metode dalam mengungkap dampak pengembangan pariwisata terhadap ekonomi masyarakat lokal dapat menggunakan penilaian persepsidenganindeph study (wawancara mendalam). Pandangan masyarakat dapat digunakan sebagai informasi untuk mengukur manfaat ekonomi dari pengembangan pariwisata di wilayahnya sendiri.Secara kualitatif masyarakat akan merasakan perubahan (peningkatan atau penurunan) ekonomi keluarganya: merasakan peningkatan kebutuhan hidup, atau adanya perubahan kesejahteraan, dan lain sebaginya.
Selain bersifat kualitatif penelitian juga dapat bersifat kuantitatif.Sedangkan aspek kuantitatif dapat diobservasi dari perubahan jumlah orang yang bekerja di sektor pariwisata secara langsung, meningkatnya jumlah wirausaha baru yang bekerja di sektor pariwisata serta peningkatan pendapatan dari adanya usaha baru dan kesempatan kerja tambahan.

Matrik Evaluasi Dampak Ekonomi Pariwisata
Matrik Evaluasi Dampak Ekonomi Pariwisata, Sumber : Penelitian Hary Hermawan
Seorang intepreter memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan wisata geologi / geowisata, baca artikelnya berikut

No comments:
Write komentar