Wednesday, December 2, 2020

Mendapat Penghargaan 14 Besar Nasional sebagai Pendamping Desa Wisata Terbaik oleh Kemenparekraf

Sebuah pengalaman baru bagi Saya membawa nama kampus STP AMPTA Yogyakarta dalam mengikuti Program Pendampingan Desa Wisata Tahun 2020 oleh Kemenparekraf RI.
Dalam event ini STP AMPTA menggandeng Desa Wisata Garongan sebagai desa dampingan.
Alhamdulillah, pengalaman perdana mengikuti event ini, Tim STP AMPTA langsung mendapat posisi 14 besar Nasional sebagai Pendamping Desa Wisata Terbaik. 
Sebuah prestasi yg cukup baik untuk Tim Kami (STP AMPTA) sebagai peserta perdana di tahun ini.

Plakat Penghargaan Pendamping Desa Wisata Terbaik dari Kemenparekraf

Laporan Pendampingan

Semoga dengan hasil ini membawa berkah kebaikan bagi saya pribadi beserta seluruh pihak yang terlibat. Saya mewakili ketua tim mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung suksesnya acara ini.



Kemenparekraf Apresiasi 20 Perguruan Tinggi Pendamping Desa Wisata

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberi apresiasi khusus kepada 20 perguruan tinggi yang melatih dan mendampingi desa wisata sehingga tata kelolanya menjadi semakin baik dan profesional. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada 105 perguruan tinggi yang telah melakukan penandatangan kerja sama (MoU) dalam rangka pengembangan desa wisata melalui pelatihan dan pendampingan SDM pada 27 Februari 2020.

"Mereka melakukan Training of Trainer (ToT) bagi para pengajar atau dosen yang mendampingi desa wisata dengan cakupan materi seperti sadar wisata, sapta pesona, protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability), pelayanan prima (exploring, packaging, presentation) dan pengembangan potensi produk pariwisata," ujar Wisnu dalam acara Apresiasi Perguruan Tinggi Terbaik dalam Pendampingan Desa Wisata 2020 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu, 2 Desember 2020 malam. Ia menjelaskan, momentum saat ini dinilai tepat ketika pandemi seluruh insan pariwisata memiliki lebih banyak waktu untuk meningkatkan pengetahuan hingga menambah skill diri.

"Ini juga bagian dari penyiapan SDM di desa wisata untuk berkompetisi di ranah global,” imbuhnya. Selain itu, Wisnu juga menjelaskan, implementasi protokol kesehatan di desa wisata menjadi hal yang penting, untuk menumbuhkan kepercayaan diri wisatawan yang akan datang berlibur ke desa mereka. "Ini juga menjadi momentum untuk re-save atau redesain dan revitalisasi desa wisata, sekaligus untuk daya saing pariwisata. Latar belakangnya juga agar destinasi desa wisata ini lebih berkualitas, lebih kredibel, dan mampu berkolaborasi serta bersaing di level domestik dan internasional," paparnya.

Kemenparekraf Apresiasi 20 Perguruan Tinggi Pendamping Desa Wisata

Pada kesempatan itu Kemenparekraf memberi apresiasi kepada 20 perguruan tinggi yang melakukan pelatihan dan pendampingan. Tercatat pada peringkat satu ada Sekolah Tinggi Pariwisata Riau yang melakukan pelatihan dan pendampingan di Koto Masjid. 
Kemudian secara berurutan Akademi Pariwisata Mandala Bhakti di Desa Wisata Lembah Dongde-Desa Gentungan Karang Anyar, Jawa Tengah, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Desa Cisaat, Subang, Jawa Barat Universitas Fajar Makassar di Desa Kabba, Sulawesi Selatan, Politeknik Internasional Bali di Desa Wisata Bongan, Tabanan. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti di Desa Wisata Cikolelet Serang, Banten, Universitas Negeri Padang di Kampung Wisata Payo Solok, Politeknik Sahid di Kampung Keranggan Tangerang Selatan, STIMI Handayani Denpasar di Desa Wisata Baha Mengwi. Universitas Riau Cagar Budaya Koto Sentajo di Kuantan Singingi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Desa Banyuresmi Pandeglang, Banten, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram Desa Wisata Sembalun NTB, Poltekpar Bali di Desa Cau Belayu Tabanan, Institut STIAMI di Kampung Lengkong, serta Universitas Dian Nuswantoro di Desa Walitelon Temanggung, Jawa Tengah. Kemudian Poltek Balikpapan di Desa Mentawir, Politeknik Negeri Sambas di Desa Wisata Temajuk, STIPAR Tamalatea Makassar di Desa Wisata Datara, Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA di Desa Wisata Garongan Sleman, D.I. Yogyakarta, yang terakhir Universitas Syah Kuala di Desa Nilam Ranto Sabon.





Monday, November 23, 2020

Survei di Desa Wisata Garongan

Program pendampingan desa wisata merupakan inisiasi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementrian Desa PDTT yang bekerjasama dengan Perguruan Tinggi. Pada kesempatan ini, saya 
mendapatkan pengalaman berharga menjadi koordintor tim trainer desa wisata dari Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta dalam kegiatan Pendampingan Desa Wisata Garongan.

Survei di Desa Wisata Garongan
Lingkungan Desa Wisata Garongan yang Masih Asri
 
Foto-foto berikut diambil saat Saya bersama tim trainer melakukan survei lapangan bersama tim trainner sebagai bentuk persiapan dalam menyusun program-program pelatihan dan pendampingan. Kegiatan survei ini dilakukan agar trainer memiliki data-data yang akurat dan up to date berupa realitas dan fakta lapangan untuk dapat digunakan dalam meyusun program-program pelatihan yang tepat sasaran. Yaitu program yang mampu menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada di lapangan. 

Ruang lingkup survei adalah kawasan alam di sekitar desa wisata garongan, kondisi sekretariat, dan pengelolaan homestay yang dimiliki warga dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tata kelola desa Wisata Garongan. Selain observasi metode lain yang digunakan dalam mencari data adalah wawancara kepada warga masyarakat, pengelola, dan pelaku usaha lokal. 

Berikut foto-foto hasil kegiatan survei lapangan

Survei di Desa Wisata Garongan
Foto Bersama Pengelola
Survei di Desa Wisata Garongan
Wawancara Dengan Pengelola yang Super Ramah
Makanan Khas Desa Wisata Garongan
Desa Garongan Memiliki Potensi Perikanan yang Melimpah
Makanan Khas Desa Wisata Garongan
Ini Paling Mengasikan, Kami Boleh Icip-icip

Friday, September 11, 2020

Webinar Rebranding Pariwisata di Era New Normal

Pandemi covid-19 menimbulkan berbagai dampak di segala lini kehidupan, tidak terkecuali sektor pariwisata yg semakin lesu. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi terbaik agar sektor ini dapat kembali survive. Kami, mengajak pemerhati pariwisata untuk berdiskusi, sumbang saran dalam webinar bertema Rebranding Pariwisata di Era New Normal. 16 September 2020


.

Wednesday, September 9, 2020

Event dan Seminar Pariwisata





Sunday, August 2, 2020

Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata oleh Kemenparekraf

Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata, Deputi Bidang Sumberdaya dan Kelembagaan Kemenparekraf/ Barekraf kembali menggelar kegiatan Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata yang merupakan awal bagi terlaksananya Program Pemberdayaan Desa Wisata Berbasis Masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Harper DI Yogyakarta, pada Selasa- Kamis (28-30/07/2020).

Kegiatan TOT Pendampingan ini dibuka oleh Direktur Pengembangan SDM Pariwisata, Kement noerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnu Bawa Tarunajaya, yang dalam hal ini diwakili oleh Kasubdit,Pemberdayaan Masyarakat Regioanl I, Desti Murniati, yang dalam sambutannya menyampaikan harapan kepada peserta untuk dapat memanfatkan program TOT ini sebaik-baiknya, sehingga para dosen mampu berkontribusi dalam pengembangan Desa Wisata di tanah air.

Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata
Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata 

Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata
Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata 

Dalam pembukaan turut hadir pula, Kadispar DIY, Wardoyo dan KasuKasubdit Sarpras Telekomunikasi Desa, Kementerian Desa PDTT, Minarni Marbun, yang menjabarkan Program Kemendes PDTT terkait dengan Desa Wisata, Wardoyo dalam sambitannya memaparkan mengenai program pengembangan desa wisata di Jogjakarta.

Tercatat 18 Perguruan Tinggi dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur yang berpartisipasi, yaitu Universitas Dian Nuswantoro,Universitas STIKUBANK Semarang, Akpar Mandala Bhakti Surakarta, STIEPAR Semarang, Politeknik Indonusa Surakarta, Universitas Tidar Magelang, Universitas Kristen Satya Wacana, STP AMPTA Yogyakarta, Universitas Gunung Kidul, STIEPAR API Yogya, Universitas BSI Yogyakarta, Akpar Dharma Nusantara Sakti Yogyakara, Akademi Pariwisata Yosyakarta, Universiitas Brawijaya, Politeknik Negeri Jember, Universitas Airlangga, Universitas Merdeka Malang dan Universitas Ciputra. Adapun total peserta adalah sebanyak 33 orang dosen yang dikirim oleh masing-masing perguruan tinggi tersebut, dimana 7 orang hadir dalam bentuk online.

Adapun narasumber yang hadir dari tim Master Trainer Kemenparekraf/Baperekraf dalam kesempatan ini adalah Santi Palupi dari Universitas Podomoro, Kusmayadi dari Poltekpar Sahid dan Nila Krisnawati dari Universitas Swiss German. Materi yang disampaikan kepada seluruh peserta antara lain meliputi materi tentang CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability), Pelayanan Prima, Sadar Wisata, dan Pengembangan Potensi Produk Pariwisata serta EPP (Exploring, Packaging dan Presentation) Produk Wisata. Selain pemaparan materi, dilakukan juga sharing session dari peserta tentang pengalaman masing-masing peserta, diskusi dalam kelompok serta presentasi tentang materi yang telah disampaikan oleh para Master Trainer.

Kegiatan 3 hari ini dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan yang mewajibkan seluruh peserta, narasumber dan panitia untuk mengikuti tes rapid, menjaga jarak fisik dan mengenakan masker selama kegiatan berlangsung.

Sumber berita : https://www.infodesaku.co.id