Thursday, December 3, 2020

Mewujudkan Pelayanan Prima di Destinasi Wisata

Loyalitas merupakan aspek penting yang harus terus diperhatikan pengelola desa wisata. Loyalitas yang dimaksud dalam kasus pengelolaan desa wisata adalah adanya kunjungan yang terus berulang.  selain terlihat dari pembelian ulang, loyalitas juga dapat dilihat dari adanya rekomendasi positif atau Word of Mouth atau lebih sering disebut sebagai WOM. 

Kunjungan ulang wisatawan serta rekomendasi positif merupakan dua aspek penting yang harus terus diwujudkan oleh pengelola desa wisata untuk mewujudkan pengelolaan desa wisata yang sukses. Kunjungan ulang wisatawan menjadi penting, karena akan memudahkan pengelola dalam pemasaran desa wisata. Dengan adanya kunjungan ulang, walaupun sedikit namun kontinyu, membuat pengelola tidak perlu mengeluarkan biaya promosi yang besar untuk mencari kunjungan wisatawan baru. Dalam kondisi pandemi COVID 19 ini, wisata terbatas dalam skala kecil lebih diutamakan, dengan begitu maka alam tetap terjaga, wisatawan selamat, dan pengelola dan masyarakat tetap mendapatkan dampak ekonomi yang posistif dari adanya kegiatan desa wisata. 

Ilustrasi, sumber https://www.freepik.com

Selain kunjungan ulang, rekomendasi positif dari wisatawan juga merupakan faktor kedua yang penting untuk diupayakan atau dikelola dengan serius. Karena rekomendasi positif mampu memperngaruhi pengambilan keputusan bagi calon wisatawan lain yang akan berkunjung ke desa wisata. Rekomendasi positif sangat efektif dalam pemasaran hingga saat ini. Adannya kecanggihan teknologi informasi (internet) membuat perubahan pola pemilihan destinasi wisata yang baru. Saat ini, calon wisatawan cenderung melihat ulasan orang lain di berbagai media di internet sebelum mereka memutuskan destinasi mana yang akan dikunjungi. oleh karena itu, ulasan positif tentang destinasi dari orang-orang yang telah berkunjung sebelumnya tentu akan sangat memperngaruhi persepsi calon wisatawan dalam memilih destinasi. Dengan adanya internet, wujud dari rekomendasi saat ini tidak harus berupa kata-kata yang diucapkan, namun juga dapat berupa "status" media sosial seseorang, tulisan-tulisan review pada blog atau website populer, share foto, caption, tanda bintang dan sebagainya. 

Untuk mewujudkan loyalitas wisatawan di destinasi wisata, baik kunjungan ulang maupun rekomendasi positif diperlukan tata pengelolaan yang baik terhadap berbagai faktor, mengingat pariwisata merupakan produk yang heterogen. Dengan karakteristik tersebut membuat faktor penentu loyalitas wisatawan sangat susah diprediksi. Akan tetapi, loyalitas dapat dipuayakan melalui upaya menciptakan pengalaman wisatawan yang memuaskan. 

Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya dengan pengalaman nyata yang diterima. Dalam konteks pariwisata, kepuasan wisatawan dapat disebabkan oleh kesesuaian harapan wisatawan sebelumnya terhadap berbagai atribut yang melekat pada produk destinasi wisata dengan kondisi nyata yang diperoleh wisatawan. 

Kepuasan wisatawan yang telah diperoleh selama menikmati destinasi merupakan kondisi yang sangat menentukan apakah wisatawan akan menjadi loyal terhadap destinasi atau tidak. Pelanggan yang merasa puas terhadap destinasi wisata umumnya akan menjadi pelanggan yang terus meners mengunjunginya. Sebaliknya wisatawan yang tidak puas akan berhenti membeli, atau mengunjungi destinasi. 

Kepuasan juga akan turut menentukan, apakah wisatawan akan merekomendasikan destinasi yang pernah dikunjunginya kepada orang lain atau tidak. Jika wisatawan puas ada kemungkinan untuk meberikan rekomendasi. Namun sebaliknya, jika wisatawan tidak puas cenderung akan memberikan rekomendasi yang negatif. Salah satu upaya menciptakan pengalaman wisata yang memuaskan dapat dilakukan dengan cara mewujudkan pelayanan prima. 

Daya tarik wisata merupakan faktor kunci yang paling menentukan minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi, tidak terkecuali adalah desa wisata. Namun, tanpa adanya pelayanan yang memuaskan yang disertai dengan keramah-tamahan (hospitality) maka destinasi wisata dapat diibaratkan sebagai raga tanpa jiwa. 

Dalam bisnis pariwisata, pelayanan haruslah menjadi dasar dan motivasi utama dari usaha yang dijalankan. Semangat melayani dengan mengutamakan kebutuhan pelanggan harus dimiliki oleh seluruh jajaran staf tanpa terkecuali, baik itu top manajer maupun staf operasional, sesuai porsi dan uraian tugas masing-masing. 

Pelayanan adalah kegiatan yang dapat diidentifikasi, serta bersifat sebagai media penghubung antara satu pihak dengan pihak lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Sedangkan pelayanan prima dapat dimaknai sebagai pelayanan yang terbaik atau pelayanan berkualitas. Pelayanan terbaik merupakan upaya optimal yang dapat diupayakan pengelola wisata untuk mewujudkan pengalaman berwisata yang memuaskan. 

Kualitas pelayanan merupakan ukuran seberapa bagus tingkatan layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan artinya kualitas pelayanan artinya kebutuhan dan keinginan tamu atau pengunjung yang di tentukan perusahaan. 

Upaya mewujudkan pelayanan prima di destinasi wisata dapat dibangun dan diterapkan dengan menganut 5 dimensi pelayanan prima sebagai berikut : 

Realibilitas (realibility), adalah kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan sesuai yang telah dijanjikan kepada pelanggan. 

Dalam hal ini, ditekankan tentang perlunya memberikan dan menjaga mutu pelayanan di desa wisata. Reliabilitas juga terkadang dimaknai sebagai kecocokan, antara produk wisata atau pelayanan yang pernah ditawarkan di dalam iklan atau paket wisata dengan produk wisata aktual yang dinikmati wisatawan saat wisatawan berada di lokasi desa wisata. Sebagai contoh adalah fasilitas kamar homestay, jika di dalam iklan disebutkan ada air conditioner (AC), maka saat wisatawan sudah berkunjung harus dapat dipastikan kamar yang dipesan sesuai iklan yang dimaksud, AC tersedia, dan berfungsi dengan baik. 

Responsif (Responsiveness), yaitu kesadaran atau keinginan untuk bertindak cepat dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan tepat waktu. 

Dalam pelayanan, responsif berarti wisatawan tidak perlu menunggu lama untuk memperoleh pelayanan. Sehingga pengelola wajib memiliki prosedur yang cepat dan tanggap dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan. Tidak bertele-tele dan apalagi membuat wisatawan menunggu terlalu lama tanpa kepastian. 

sebagai contoh, desa wisata memiliki berbagai macam daya tarik dan aktifitas yang dapat dinikmati wisatawan. Mayoritas desa wisata mengandalkan alam terbuka sebagai daya tarik utama dan tempat aktifitas wisata. Saat wisatawan berwisata di desa wisata, seringkali terjadi berbagai risiko dan kejadian tidak terduga. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya SOP pelayanan, khususnya terkait dengan manajemen risiko. 

Kepastian atau jaminan (Assurance), adalah pengetahuan dan kesopan santunan serta kepercayaan diri pegawai. Dimensi assurance memiliki ciri-ciri: kompetensi untuk memberikan pelayanan dan memiliki sifat respek kepada tamu. 

Dari definisi diatas, terlihat jelas bahwa dimensi assurance sangat erat kaitannya dengan kompetensi pemberi jasa. Pemberi jasa termasuk fasilitas yang ada untuk mendukung pelayanan harus terlihat meyakinkan, dan dibuktikan dengan kinerja. 

Contohnya, Pengelola wisata outbond harus kompeten, misalnya: harus mengetahui dengan detail wahana yang menjadi tanggung jawabnya; berapa kapasitasnya wahana; berapa kilogram maksimal kekuatan tali yang digunkan; bagaimana medan dalam kegiatan susur sungai; faktor cuaca dan iklim dan masing banyak hal yang harus dapat dikuasai. Kemauan untuk memperlajari setiap detail pada bidang dan tanggung jawab pekerjaannya menjadi modal utama dalam mewujudkan dimensi assurance dalam pelayanan wisata. 

Jaminan dalam kegiatan pariwisata juga bisa terlihat dari hal-hal kecil, misalnya jika terpaksa harus membuat wisatawan menunggu, maka sebaiknya diberitahukan estimasi waktunya, misalnya dengan kalimat berikut “Mohon maaf menu makanan A saat ini belum tersedia, jika berkenan mohon menunggu 15 menit akan segera kami buatkan” 

Pemahaman lain, assurance berarti merupakan hak dari setiap wisatawan dalam memperoleh jaminan pelayanan wisata yang aman dan bebas dari segala risiko atau bahaya. Misalnya risiko kecelakaan di wahana wisata, kasus kelalaian seringkali membawa petaka bagi wisatawan, dan akhirnya akan merusak citra tempat wisata itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menciptakan jaminan keamanan maka diperlukan perawatan terhadap berbagai wahana wisata yang ada, perlatan safety untuk kegiatan berisiko tinggi, termasuk penyediaan produk makanan dan minuman yang aman dan sehat bagi wisatawan. Penting juga untuk menyertakan asuransi pada biaya tiket masuk atau paket wisata, guna meminimalisir hal-hal di luar dugaan. 

Empati (Empathy), memberikan perhatian individu kepada tamu secara khusus. Dimensi empati memiliki ciri-ciri : kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan, usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu. 

Empaty secara mudah juga dapat dimulai dari kemauan untuk mengenal wisatawan lebih dekat. Termasuk segala kebutuhan dan keinginannya saat berwisata. Karena manusia memiliki kemauan dan kondisi yang berbeda-beda yang penting untuk dipahami. Sebagai contoh, saat kita ingin melaksanakan kegiatan wisata, maka dipastikan dahulu kondisi setiap wisatawan, apakah memiliki alergi tertentu, penyakit tertentu, atau ketakutan tertentu dan informasi lain yang diperlukan. Sehingga nantinya kegiatan wisata dapat berjalan lancar. 

Empaty menuntut kepekaan seseorang, namun juga dapat dilatih dengan membiasakan diri. Karena empaty sangat erat kaitanya dengan respon pelayan dalam melayani. Jika seseorang memiliki empathy tinggi, tentu akan memiliki kepekaan dalam memahami kesulitan orang lain, sehingga dapat dengan sigap memberikan pertolongan dan bantuan. 

Nyata (Tangibles), pelayanan prima akan terwujud jika didukung oleh sarana prasarana yang berwujud nyata (tangible). Nyata (Tangibles) yaitu sesuatu yang nampak atau yang nyata yaitu. Sehingga konsekuensinya, segala fasilitas atau media yang digunnakan dalam memberikan pelayanan harus terlihat meyakinkan dan berfungsi dengan baik. 

Beberapa contoh yang harus diperhatikan: 

1) Hal paling sederhana dapat ditinjau dari penampilan staf, misalnya: staf harus berpakaian rapi, bersih, wangi dan meyakinkan. 

2) Kamar homestay bersih, sprei atau selimut yang digunakan berwarna putih bersih. Ruangan kamar wangi, suhu kamar pas, fentilasi udara dan pencahayaan tersedia dengan baik dan lain sebagainya. 

3) Pada restoran misalnya, peralatan makan yang digunakan bersih dan higienis, contoh: sendok tidak berkarat atau bernoda; gelas kaca bening, tidak ternoda dan tidak berbau. 

4) Wahana wisata terlihat terawat dan meyakinkan




Sumber Rujukan
Hermawan, Hary. dkk., (2018). Pengantar Manajemen Hospitality. Pekalongan: Penerbit NEM


69 comments:
Write komentar
  1. Pelayanan menjadi kunci sebuah industri pelayanan, termasuk dalam dunia wisata. Tak ubahnya pada agen perjalanan travel Jakarta Lampung yang juga memerlukan p layanan yang baik. Dengan demikian, konsumen menjadi puas sehingga tak segan untuk datang kembali atau bahkan memberikan rekomendasi pada orang lain.

    ReplyDelete
  2. Destinasi wisata merupakan salah satu unit usaha yang tak hanya menampilkan pesona alam atau wahana saja, namun yang pokok lagi adalah soal pelayanan. Pasalnya pada dasarnya wisata merupakan sektor jasa pelayanan, sedangkan potensi alam adalah bonusnya. Dalam hal pelayanan tentunya saja juga berkaitan dengan akses. Apabila akses menuju ke lokasi baik, maka bukan tak mungkin tempat tersebut menjadi ramai karena mudah dijangkau oleh banyak orang. Sebagai contoh, seorang konsumen bisa memanfaatkan layanan travel Semarang Jogja sebagai sebuah sarana menuju ke Semarang yang juga merupakan sektor pelayanan atau bisnis jasa tak ubahnya dengan wisata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih pak hary untuk materinya, saya sangat setuju dengan materi diatas pelayanan prima adalah hal yang sangat di cari para wisatawan, jika wisatawan puas dengan pelayanan akan beraspek baik juga bagi destinasi wisata. Para wisatawan akan kembali mengunjungi lagi dan mereka akan merekomendasikan tempat tersebut ke orang-orang jika pelayanan yang diberikan memuaskan, jadi tempat wisata akan semakin ramai pengunjung.

      Delete
  3. Terima kasih atas materinya pak,sangat membantu dan bermanfaat

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Terimakasih pak atas materinya, sangat bermanfaat. Jika bapak berkenan,izinkan saya bertanya pak, bagaimana cara meningkatkan tindakan responsif(kesadaran masing - masing orang) dalam dunia pariwisata karena menurut saya tindakan responsif masih kurang ditingkatkan di Indonesia, Terimakasih bapak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salah satunya misalnya dengan menanamkan pada diri sendiri bahwa waktu pelanggan adalah uang. Jangan buat mereka menunggu, bisa jadi hanya karena lama menunggu pelayanan kita yg lelet, pelanggan bisa saja kehilangan kesempatan bisnis. Waktu adalah segalanya. Maka pelayanan yg responsif menjadi indikator pelayanan prima

      Delete
    2. Baik bapak, terimakasih atas jawaban yang diberikan.

      Delete
  6. terimakasih atas materinya pak, saya merasa terbantu dengan adanya beberapa aspek2 yang dicantumkan

    ReplyDelete
  7. Penjelasan yang bapak berikan sanagt bagus, mudah dipahami sehingga kami dapat mengerti tentang pelayanan prima destinasi wisata . Terimakasii banyak bapak

    ReplyDelete
  8. Oke Pak Terimakash atas Materinya pak🙏🙏
    Mungkin disini juga saya bisa bertanya Pak mengenai materinya jadi begini pak Apakah dalama memberika pelayanan terhadap para wisatawan itu kita tidak bisa memperhitungkannya pak,misalnya apakah wisata itu pantas untuk diberikan pelayanan atau tidak ini kara berkaitan dengan para wisatawan yang sudah diberikan pelayanan di destinasi wisata tetapi mereka tidak menghargai apa yang ada di Destinasi tersebut malah melakukan kerusakan pada lingkungan dan bahkan melakukan tindakan kriminal terhadap penyedia jasa pelayana,,,,mengenai hal ini bagaiman pak cara kita menanggapinya?🙏🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pelanggan adalah kunci bisnis namun dalam pemahaman saya pelanggan bukanlah raja. Kalau memang salah ya harus dikenakan teguran atau sanksi.

      Delete
  9. Terima kasih atas materinya Pak;cukup kompleks, namun mudah untuk dipahami. Dan sangat-sangat bermanfaat, bagi kami yang ingin mengetahui perihal pelayanan hospitality ini secara lebih jauh.

    ReplyDelete
  10. Terimakasih pak atas materi nya sangat bermanfaat. Jika bapak berkenan ijinkan saya untuk bertanya. Bagaimana cara kita agar selalu memberikan pelayanan prima, apakah pelayanan prima itu dasarny muncul dari loyalitas kita?
    Terimakasih Pak

    ReplyDelete
  11. Terimakasih atas materinya bapak

    ReplyDelete
  12. Terimakasih pak untuk materinya.
    Penjelasannya sangat ringkas dan mudah dipahami.

    ReplyDelete
  13. Terimakasih pak atas materinya sangat bermanfaat, saya sangat terbantu untuk mengetahui tentang hospitality

    ReplyDelete
  14. Baik pak terimakasih untuk materinya sangat berguna bagi kami

    ReplyDelete
  15. Pak saya izin bertanya upaya apa saja yg bisa dilakukan agar wisatawan puas terhadap destinasi yang dikunjungi

    ReplyDelete
  16. Terimakasih pak untuk materinnya.PEnjelesannya sangat mudah dipahami dan kita lebih menhetahui bgamana cara kita memberikan layanan prima.TEtapi saya ingin bertanya apakah wajib kita harus melakukan loyalitas berulang2.

    ReplyDelete
  17. Terima kasih pak atas penjelasannya sangat bermanfaat dan mudah untuk dipahami, sukses selalu Pak

    ReplyDelete
  18. terimakasih pak atas materinya sangat membantu dalam mempelajari bagaimana pelayanan prima itu dan cara mewujudkannya.

    ReplyDelete
  19. Terima kasih pak atas materi yang sudah diberikan, jika berkenan saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan mengenai materi ini apa yang dimaksud dengan pembelian ulang didalam point loyalitas.

    ReplyDelete
  20. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  21. Terimakasih atas materinya bapak. Dari sini saya paham betapa pentingnya aspek pelayanan prima harus diterapkan dalam industri pariwisata khususnya,maupun dibidang lain. Untuk memberikan kepuasan, kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung (tamu).

    ReplyDelete
  22. Selamat malam Pak. Terima kasih untuk materinya.

    ReplyDelete
  23. Terimakasih pak untuk materinnya.PEnjelesannya sangat mudah dipahami dan kita lebih menhetahui bgamana cara kita memberikan layanan prima.

    ReplyDelete
  24. Terima kasih pak atas materi yang diberikan, materinya sangat bermanfaat dan mudah untuk dipahami. Lewat materi ini saya bisa mengetahui apa saja aspek-aspek untuk mewujudkan pelayanan prima di destinasi wisata.

    ReplyDelete
  25. Terima kasih pak atas materi yang diberikan, jika berkenan saya ingin mengajukan pertanyaan mengenai materi ini mengapa 5 di mensi ini sangat dalam pelayanan prima

    ReplyDelete
  26. Terimakasih pak atas materi yang telah di berikan materinya singkat sehingga mudah di pahami oleh kami🙏🙏

    ReplyDelete
  27. Trimakasih pak atas materi yang diberikan..
    Dan saya izin bertanya, bagaimana jika wisatawan mengeluh ketidakpuasan fasilitas di wisata tetapi wisata tersebut terbentrok dengan dana? karna banyak sekali wisata yg pertama kali buka dan ramai pengunjung belum tentu bertahan lama.
    trimakasih

    ReplyDelete
  28. terimakasih atas materinya pak, jika berkenan ijinkan saya untuk bertanya. apakah kualitas pelayanan dengan pelayanan prima ada keterkaitan dalam destinasi wisata?.

    ReplyDelete
  29. terimakasih pak atas materi yg telah diberikan🙏

    ReplyDelete
  30. Terimaksih pak atas materi yg bapak berikan

    ReplyDelete
  31. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  32. Materinya sanagat bagus
    Terimkasih banyak pak.

    ReplyDelete
  33. Terima kasih pak untuk materinya. Materi penjelasannya sangat mudah dipahami

    ReplyDelete
  34. Baik pak ,terimakasih atas materi yang di berikan. dari materi ini saya dapat memahami bahwa aspek pelayanan prima di destinasi wisata sangat penting untuk diterapkan selain itu juga pelayanan prima dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan terhadap tamu (pengunjung)

    ReplyDelete
  35. Terima kasih pak, materi sangat mudah dipahami.

    ReplyDelete
  36. terimakasih pak atas materinya🙏🙏

    ReplyDelete
  37. Terima kasih pak atas materinya sangat singkat padat dan jelas sehingga mudah di pahami dan memudahkan saya dalam belajar.

    ReplyDelete
  38. Terimakasih pak untuk materinya.
    Penjelasannya sangat ter perinci sehingga point point nya mudah dipahami,dan memudahkan saya dalam belajar

    ReplyDelete
  39. Terima kasih pak atas materinya 🙏

    ReplyDelete
  40. Terimakasih pak atas materinya yang diberikan mudah dipahami dan bermanfaat.

    ReplyDelete
  41. terimakasih pak materinya sangat mudah dipahami dan asik

    ReplyDelete
  42. Terimakasih pak materinya sangat membantu dalam1 pembelajaran.

    ReplyDelete
  43. Terimakasih banyak pak atas materinya,materinya jelas dan mudah dipahami

    ReplyDelete
  44. Terima kasih atas penjelasannya pakk.materinya ditulis dengan rinci dan mudah dipahami.. terima kasih

    ReplyDelete
  45. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  46. Terimakasih pak atas materi yang sudah diberikan. Saya bisa mengerti dan memahami materi tersebut. Dan juga tidak ada kendala dalam mempelajari materi tersebut

    ReplyDelete
  47. Terimakasih atas materinya pak. Izin bertanya. Assurance dikatakan merupakan jaminan bagi wisatawan yang disediakan oleh pelaku usaha pariwisata untuk menjamin kepuasan pelanggan dalam hal apa saja, salah satunya adalah jaminan asuransi biaya tiket. Apakah dalam konteks ini harga tiket yang dibeli sudah termasuk assurance atau ada arti lain pak? Terimakasih.

    ReplyDelete
  48. terimakasih atas ilmunya pak, izin bertanya. apakah cara beribicara yang baik juga termasuk dalam hal yang perlu di perhatikan dalam memberikan pelayanan prima?

    ReplyDelete
  49. Terima Kasih pak atas pateri yang diberikan. saya ijin bertanya pak bagaiman tanggapan bapak terhadap tamu yang tidak nyaman atau risih terhadap perhatian individu namun memiliki riwayat penyakit(materi empati)

    ReplyDelete
  50. blognya sangat bagus pak dan mudah dipahami isi dari blog tersebut,trimakasih...

    ReplyDelete
  51. Selamat pagi pak.
    Terima kasih untuk materi yang bernas ini pak.
    Saya Eugenius Manimau ingin berpendapat dan bertanya pak.

    Setelah membaca dan memahami materi di atas, secara pribadi saya melihat bahwa Pelayanan Prima di Destinasi Wisata memiliki dimensi-dimensi yang merupakan potensi baik yang harus dikembangkan secara kontinyu untuk tetap menjaga kualitas pelayanan terhadap pelanggan/kolega di destinasi wisata/ Daerah Tujuan Wisata (DTW) dengan tujuan menjaga loyalitas dan yang akan berujung pada peningkatan jumlah pengunjung karena adanya komunikasi WOM.
    Dalam kaitannya dengan pelayanan prima di destinasi wisata (pengelolaan desa wisata), saya berpandangan bahwa pengelolaan desa wisata tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat setempat yang akan berimbas pada sistem pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism), namun dalam proses pengelolaan ini wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata mengalami gangguan kenyamanan karena ulah masyarakat sekitar yang akhirnya membuat wisatawan tidak merasa menikmati pelayanan prima yang disediakan. Apa solusi dan bagaimana cara untuk mengatasi persoalan semacam ini? Karena saya berpandangan bahwa kasus seperti dapat mengganggu pelayanan prima yang disediakan.
    Terima kasih pak.

    ReplyDelete
  52. terimakasih pak, materinya sangat lengkap dan detail serta mudah dipahami

    ReplyDelete
  53. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  54. Terimakasih pak untuk materi yang telah bapak berikan 🙏

    ReplyDelete
  55. Terimakasih atas materinya pak,
    Disini saya mau bertanya pak dari penjelasan di atas bapa menjelaskan kebutuhan primer bagi wisatawan yang harus di lihat dan di berikan agar wisatawan merasa puas dengan kunjungan liburan mereka dan keamanan wisatawan pun sangat di jaga. Di sini sya mau bertanya pak apakah dalam sektor pariwisata kebutuhan wisatawan adalah sektor utama yang harus di penuhi kebutuhannya lalu bagaimana dengan kebutuhan masyarakat dan pekerja dalam salah satu tempat wisata tersebut apakah di perhatikan juga atau tidak pak?
    Makasih

    ReplyDelete
  56. Terima Kaih pak atas materi yang diberikan, sangat bermanfaat bagi saya dan teman2 sebagai mahasiswa jurusan pariwisata.

    ReplyDelete
  57. Terimakasih pak untuk materi yang diberikan,
    Karena dengan adanya materi Mewujudkan Pelayanan Prima ini, dapat memberikan contoh serta manfaat yang baik kepada orang-orang yang telah membacanya, termasuk saya sendiri. Karena dengan adanya penerapan Pelayanan Prima disetiap Destinasi Wisata atau Desa Wisata dapat membuat pengalaman yang baik dan berkesan terhadap Wisatawan sehingga mereka merasa puas akan pelayanan yang terbaik yang di berikan oleh pengelola wisata setempat, sehingga wisatawan tersebut dapat ingin kembali lagi mengunjungi Destinasi wisata tersebut.

    ReplyDelete
  58. Terima kasih atas materai nya pak.
    Kepuasaan pelanggan adalah salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap destinasi tersebut. Kepuasaan pelanggan pun tergantung dari pelayanan yg ada dan bukti pelanggan merasa puas mereka akan kembali ke destinasi wisata tersebut.

    ReplyDelete
  59. Terimakasih pak atas materi yang diberikan sangat jelas dan mudah dipahami.

    ReplyDelete
  60. Terimakasih pak atas materi nya, sangat mudah dipahami dan membantu kami mahasiswa dalam belajar.

    ReplyDelete
  61. Terimakasih pak atas materinya, sangat bermanfaat dan mudah untuk di pahami

    ReplyDelete
  62. Terimakasih pak materinya begitu lengkap dan dibuat cukup ringkas, sehingga mudah untuk dipahami

    ReplyDelete
  63. DEWAFOLLOWERS.COM Telah dipercaya lebih dari 50.000+ klien seperti perusahaan, brand/merk, bisnis, public figure maupun personal. Ayo tingkatkan popularitas dan kepercayaan audience kepada anda di media sosial bersama kami!

    ReplyDelete