Wednesday, August 28, 2019

Riset Dalam Bidang Kepariwisataan


Pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi menjadi faktor pemicu trend pertumbuhan permintaan pariwisata global. Pertumbuhan permintaan pariwisata seharusnya merupakan peluang yang sangat potensial bagi pengembangan pariwisata negara kita. Masalahnya, pada sisi yang lain pariwisata justru seringkali salah kelola. 

Sangat banyak pengembangan daya tarik wisata di berbagai daerah yang hanya sekedar mengikuti trend foto selfi, sehingga banyak sekali dibuat beraneka macam wahana foto di destinasi yang hanya dibuat secara “asal laku” mengukuti trend upload foto di media sosial, tanpa mempedulikan aspek budaya, alam, dan nilai-nilai lokal. Contoh, pembuatan miniatur ikon negara lain pada salah satu destinasi di Yogyakarta. Dampaknya, destinasi tersebut laku keras “booming” dalam beberapa waktu, kemudian surut secara cepat lalu ditinggalkan. Spot foto yang sudah tidak laku menjadi sebuah polusi lansekap pemandangan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. Ada lagi kasus pembangunan icon negara asing yang digadang-gadang laku keras, namun nyatanya justru mengundang banyak protes keras dari berbagai aktifis lingkungan. 

Penulis sangat setuju bahwa destinasi wisata yang dikelola masyarakat lokal sangat bermanfaat bagi perkembangan sosio-ekonomi masyarakat. Akan tetapi, pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat terkadang tidak lepas dari berbagai masalah. Masyarakat lokal yang masih minim pengetahuan tentang pengelolaan destinasi, terkadang salah kaprah dalam membangun sarana prasarana wisata yang sebenarnya tidak dibutuhkan wisatawan. Parahnya, konsep pembangunan yang asal-asalan tersebut seringkali didukung kucuran dana yang melimpah dari pemodal. Destinasi wisata alam yang seharusnya menonjolkan sisi-sisi eksotisme, keunikan, kealamiahnya, serta medan perjalananya yang menantang, justru seringkali hilang karena pembangunan sarana wisata yang berlebihan. 

Pembangunan tersebut dilakukan dengan berbagai alasan yang ditujukan untuk menambah kemudahan, kenyamanan, dan kepuasan wisatawan. Padahal kenyataan yang terjadi justru sebaliknya, seringkali wisatawan berkualitas justru tidak berminat dengan destinasi wisata alam yang telah kehilangan sisi-sisi kealamiahannya. 

Pariwisata sebagai bidang bisnis yang dioperasionalkan dengan ilmu terapan seringkali disertai berbagai masalah yang cukup kompleks. Mengatasi kompleksitas masalah dalam pembanguanan pariwisata dibutuhkan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu untuk mengatasinya, baik itu ilmu alam maupun ilmu sosial. Sedangkan manajemen pariwisata yang baik adalah manajemen berbasis riset. 

Riset Dalam Bidang Kepariwisataan
Aset pariwisata budaya, sumber: pxhere.com
Manajemen berbasis riset berarti segala kebijakan manajerial yang diambil bukan hasil dari praduga, felling, atau manajemen kira-kira saja (trial and error). Melainkan harus berdasar pada hasil riset, dengan pendekatan yang ilmiah, bersandar pada nilai-nilai rasional, empiris, dan juga sistematis, seperti telah diuraikan sebelumnya. 

Bisnis pariwisata sebagai bisnis berskala global juga membawa berbagai tantangan sosial-budaya yang harus segara dijawab oleh peneliti, praktisi, ataupun para mahasiswa pariwisata melalui riset-risetnya yang mutakhir, agar segera dapat diimplementasikan secara manajerial, baik dalam tata kelola skala makro maupun mikro. 

Implementasi manajerial di lapangan, pengelolaan pariwisata seringkali membutuhkan pendekatan riset kuantitatif untuk mengupas berbagai permasalahan manajerial. Oleh karena itu, pembahasan dalam buku ini difokuskan untuk mengenalkan metode kuantitatif untuk riset kepariwisataan kepada para peneliti pemula maupun mahasiswa guna menambah perbendaharaan metode serta teknik-teknik risetnya agar diperoleh hasil penelitian baru yang lebih mutakhir, tepat guna, serta mampu memenuhi tuntutan industri pariwisata yang semakin beragam dan kompleks permasalahanya. Perlu ditekankan bahwa tidak ada suatu negara yang maju tanpa melibatkan banyak daya serta dukungan dana untuk kegiatan penelitian. Mau atau tidak mau, riset harus menjadi ujung tombak suatu Negara guna menjawab tantangan zaman.

Pembahasan riset pariwisata selanjutnya, klik disini

Artikel lengkap dapat di download di https://doi.org/10.31227/osf.io/fcnzh 

No comments:
Write komentar